Bagi yang suka berpetualang jangan lewatkan tempat yang satu ini. Sebuah tempat yang begitu indah pemandangan alamnya yaitu Green Canyon atau cukang taneuh ( cukang= jembatan, taneuh = tanah ) yang berada di desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang Kabupaten Ciamis Jawa Barat letaknya yang stategis diantara objek wisata Pangandaran, Karang Nini, Batu Hiu, Batu Karas dan Keusik Luhur, membuat banyak turis lokal maupun mancanegara berkunjung ke kawasan wisata ini.
Tentang green Canyon sendiri adalah jembatan tanah dua sisi bukit yang menyatu dan terbentuk secara alami, panjangnya mencapai Sembilan puluh meter. Dibawahnya mengalir sungai jernih Cijulang, menembus gua berornamen stalaktit dan stalakmit berusia ratusan tahun.
Kami memulai perjalanan dari Bandung sepanjang 240 kilometer kearah selatan Jabar. Melelahkan memang tapi semua itu terbayar dengan keindahan panorama Green Canyon yang eksotis. Dengan membayar Rp.77500, kita akan diantar menyusuri sungai sepanjang 2 kilometer menuju Cukang taneuh, di kawasan cukang taneuh, pengunjung diberi waktu 15 menit untuk menikamti dan mengabadikan keindahan alam dalam jepretan kamera.
Kawasan ini sebenarnya merupakan aliran sungai Cijulang yang diapit tebing tinggi yang begitu indah. Dibagian atas tampak pepohonan hijau mewarnai tebing itu. Sebagian batang pepohonan rimbun menjulur hingga menyentuh permukaan air sungai yang beriak kecil. Dibagian bawah, bebatuan menghiasi aliran sungai yang tidak begitu deras.
Lebih dekat ke Green Canyon, tebing berupa batu cadas menghias dikanan kiri sungai dan dibeberapa bagian mencapai ketinggian sepuluh meter. Kemudian perahu akan memasuki terowongan Green Canyon.
Pintu terowongan yang hanya tiga meter ini membuat perahu harus antri untuk melaluinya. Setelah melewati pintu, Nampak batu-batu terjal dibalut lumut hijau berkilauan. Nampak ratusan stalaktit serta sulur pohon-pohon besar dari jembatan tanah menjuntai dengan derai air yang tak pernah kering. setelah turun dari perahu. Anda dapat menikmati sisi gua yang kokoh dengan melihat stalagtit dan stalagmit yang masih meneteskan air. Air terus menerus dikeluarkan di tebing sehingga daerah ini disebut sebagai daeah hujan abadi
Air sungai di Green Canyon berjenis air tawar dan jernih. Pengunjung bisa merasakan sensasi berenang dialiran sungai itu. Siaplah berbasah-basahan disini. Pemandu biasanya mematok tariff tambahan untuk engantar tamu berenang mengarungi sungai dan menjelajah cukang taneuh sampai kepelosok. Ia juga akan membimbing dan memandu untuk mengabadikan gambar dengan kamera yang pengunjung bawa.
Untuk memulai berenang menuju sisi yang lebih dalam, titipkan semua barang bawaan diperahu yang tadi mengantar, jika tidak bias berenang, tersedia jaket pelampung. Kita hanya perlu menggerakkan tubuh dan mengerahkan tenaga untuk berenang melawan arus.
Meski arusnya tidak terlalu deras, tetap saja berenang melawan arus itu bukan hal yang mudah. Di Cukang taneuh, jika kita berenang disungai sepanjang 50 meter, maka akan sampai di batu payung. Batu yang menjorok di sisi tebing itu merupakan titik untuk meloncat. Dengan ketinggian sekitar 5 meter kita bias meloncat kesungai sedalam 8-10 meter dibawahnya.
Tapi jangan sesekali nekat menaiki tebing untuk sampai kebatu jijka tidak berani meloncat. Sampai dibatu, kita tidak punya pilihan selain meloncat. Turun melalui tebing yang telah dipanjat terlalu curam dan cukup berbahaya karena dibawahnya penuh bebatuan. Air sungai yang jernih memperlihatkan dengan jelas batu karang yang ada dibaliknya. Tapi jangan khawatir, bebatuan itu berada cukup dalam didalam sungai sehingga tidak akan membahayakan.
Bila Anda berniat mengunjungi tempat ini sebaiknya berkunjung pada musim kemarau karena pada musim ini, air sungai Cijulang berwarna hijau tosca. Sedangkan pada musim hujan, saat curah hujan tinggi, air sungai akan berwarna coklat. Selain itu pada musim hujan ada kemungkinan air sungai akan pasang atau aliran air sungai yang terlalu deras sehingga tempat ini ditutup untuk umum demi keselamatan pengunjung.
Body Rafting
Tak seperti rafting biasa yang menggunakan raft (perahu karet) dan alat dayung, dalam body rafting kita mengandalkan kemampuan tubuh untuk berenang dan mengapung mengikuti arus. Bagaimana jika kita tidak bisa berenang? Tenang… body Rafting aman kok, selama kita mengikuti prosedur dan instruksi pemandu, meskipun tidak bisa berenang kita akan menikmati kegiatan body rafting bahkan cenderung ketagihan :)
Setelah mendapat brifing dan mengenakan jaket pelampung, helm dan sepatu khusus, kami naik kendaraan bak terbuka menuju hulu sungai Cijulang. Sandal Gunung adalah alas kaki yang tepat kami pergunakan karena dalam Itinerary, disamping kami akan mengapung mengikuti arus kami juga akan naik ke tebing yang tinggi guna menghindari arus yang terlalu deras atau berjalan diatas batu-batu yang cadas. Pemandu memperbolehkan kami memakai Sandal Gunung karena ternyata para pemandunya juga memakai alas sepatu yang sama seperti kami.
Body rafting dimulai dari Hulu dan akan berakhir di lokasi wisata bernama Green Canyon (Cukang Taneuh) tapi sebeumnya kita harus berjalanan melewati areal perkebunan dan bukit dengan menggunakan kendaraan bak terbuka dan dilanjutkan berjalan kaki selama 5-10 menit. Sampai di hulu sungai kami langsung masuk kedalam air dan belajar mengapung. Setelah semua peserta body Rafing siap kami pun mulai meluncur mengikuti arus sambil menikmati pemandangan di kedua sisi sungai. Ditengah perjalanan pemandu membuka bekal perjalanan berupa makanan ringan dan kami menyantapnya diatas bebatuan besar sambil sesekali pemandu mengingatkan untuk mengumpulkan bungkus bekas makanan, jangan sampai merusak kelestarian sungai dengan sampah. Kami melanjutkan perjalanan, sambil mengapung kami kembali menikmati pemandangan. tanaman liar dan lumut menghiasi kedua sisi sungai , goa-goa, batu-batu cadas besar, anak penyu sungai yang keluar dari balik batu yang menempel dan bermain disekitar kaki dan tangan kita,
Selain berwisata air, pengunjung juga bisa menikmati wisata belanja dan kuliner. Seperti kita ketahui kalau Tasikmalaya merupakan kota perajin, terkenal dengan bordirnya. Selain itu kerajinan payung hias dari kertas sudah menjadi ikon kota ini.
Yati Nurhayati,
Pernah dimuat di Prioritas
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!