Memberi dan Menginspirasi

Kamis, 28 Maret 2013

Menulis Buku Digital





 Tulisan Pungkit wijaya  yang  berjudul membaca buku Digital PR ( 28/5), menggerakkan penulis untuk menulis buku digital (e-book). Karena menulis dan membaca adalah  dua hal yang tidak bisa dipisahkan untuk menjadi seorang penulis yang baik harus menjadi pembaca yang baik terlebih dahulu. Karena dengan membaca , wawasan seseorang akan semakin bertambah,  juga dengan membaca, rasa bahasa dan kemampuan berbahasa (tulis) seseorang akan tertata. Wawasan yang luas dan rasa bahasa adalah modal utama yang perlu dimiliki seorang penulis.   
Memang seharusnya para penulis yang sudah malang melintang di dunia tulis menulis memanfaatkan era digitalisasi ini.  Karena 90 persen dari pengguna internet mereka mencari informasi, hal ini memberi peluang besar bagi para penulis untuk mendulang uang dengan menjual produk informasi melalui menulis e-book dan menjualnya secara online.
Menulis buku cetak maupun menulis e-book masing-masing memiliki tantangan tersendiri.  Kalau menulis buku cetak tantangannya dalam mencari penerbit yang cocok dengan tulisan kita. Setelah itu kita tinggal tunggu royalty bila buku tersebut dicetak dan diterbitkan.
Berbeda dengan menulis e-book kita harus mempromosikan dan menjualnya sendiri secara online.  Sebelum kita menulis harus dilakukan test pasar terlebih dahulu, dan menentukan tema apa yang banyak dicari orang, namun masih sedikit orang menulisnya, hal ini bisa kita lakukan menggunakan mesin pintar google.
Menentukan tema dan menulis judul headline akan sangat berpengaruh terhadap profit yang diperoleh. Oleh karena itu pelajari dan teruslah berlatih menulis judul  headline yang membuat orang ingin membeli produk yang anda tawarkan.
Agar kita bisa menulis secara baik dan berbobot, maka pastikan bahwa diri kita benar-benar telah menguasai tema yang akan kita garap.
Yang  tidak kalah penting harus diperhatikan dalam menulis e-book adalah memiliki autoresponder yang fungsinya sebagai penyimpan database dan pengirim email otomatis. Dengan autoresponder kita bisa memfollow up calon pembeli, kita bisa menawarkan produk baru, baru dan baru lagi, dan terlebih kita akan memiliki daftar base pelanggan (Opt in).
Autoresponder bekerja seperti karyawan untuk kita, sangat penting jika kita mau menjual produk informasi. Walaupun kita harus membayar dimuka untuk memilki autoresponder ini. Namun setiap perusahaan autoresponder memilki free trial untuk dicoba.
Produk informasi yang dijual di internet sebagian formatnya e-book (elektronik book-soft copy) dengan format PDF. Jadi kita harus menginstal PDF factory nya terlebih dahulu. Setelah mengetik materi tulisan dalam Microsoft word, dan yakin sudah sempurna kita bisa mengubah tulisan nya ke bentuk PDF, yaitu dengan cara klik file di kiri atas layar computer, lalu pilih print. Kemudian pada kotak print pilih printer, name = PDF factory dan klik Ok.   
Kelebihan e-book adalah memungkinkan kita untuk mendapatkan profit 100 %, juga aturan menulisnya tidak sesulit dibanding ketika harus menulis buku cetak.
Jika kita menulis sebuah buku dan diterbitkan secara konvensional maka honor kita sebagai penulis hanya 10-15 % dari netto penjualan. Memang kecil karena penerbit harus membagi keuntungan pada agen, rantai distribusi, juga untuk biaya oprasional. Namun salah satu keuntungan jika kita sudah memiliki sebuah buku yang dicetak dan disebarkan secara luas adalah mendapatkan publisitas, branding, dan tentunya tawaran job seperti membuat seminar, bedah buku, atau menjadi pembicara tentang topik-topik  yang kita tulis.
Banyak cerita dari para penulis di dunia maya, yang tadinya hanya iseng menulis secara online, pada akhirnyapun sukses juga menulis buku konvensional. Karena ada penerbit yang tertarik ingin menerbitkan tulisannya.
Seperti seorang traveler nekad Trinity, yang menuliskan pengalaman travelingnya secara blak-blakan yang dia alami selama melanglang buana dengan modal cekak di media online. Sampai suatu hari seorang penerbit tertarik ingin menerbitkan tulisan Trinity menjadi sebuah buku, dan bukunya sangat diminati oleh pembaca di Indonesia. Kabar terakhir yang saya dengar kalau bukunya sudah cetak ulang dan laku sampai 30 ribu eksemplar.
Ada lagi cerita kesuksesan dari seorang Raditya Dika dengan buku kambing jantan (sebuah buku catatan harian pelajar bodoh) yang meledak dipasaran, dan sekarang catatan harian seorang Radityapun sudah difilmkan dengan pemeran utamanya sipenulis sendiri. Kesuksesan dua nama diatas bermula dari kebiasaan mereka menulis secara online.
Ketika saya mengikuti sebuah pelatihan menulis buku, dalam sesi perkenalan tidak ada seorangpun peserta yang mengaku bahwa uang sebagai motivasinya. Satu kesimpulan dari beragam pernyataan adalah keinginan yang begitu besar untuk membagikan ilmu, wawasan, wacana ataupun sekedar keresahan dalam bentuk buku. Sebuah motivasi yang membuat saya kagum karena karena mayoritas peserta berasal dari professional seperti dokter, trainer, psikolog dengan usia tak lagi muda dan ditengah setumpuk pekerjaan. Suatu motivasi bagi saya pribadi yang merasa masih muda untuk memulai proses.
Diera digitalisasi ini pekerjaan menulis merupakan profesi yang menggairahkan dan menggembirakan, karena banyak peluang didepan mata, seperti menulis jurnal harian di blog, menulis e-book, menulis scenario film, menulis iklan, dll.
Baik menulis e-book maupun menulis buku cetak keduanya memerlukan proses. Tidak ada yang sekali jadi. Modal utama si penulis adalah kelancaran berbahasa, kelancaran berbahasa ini hanya bisa dilatih dan diasuh dengan cara membaca sebanyak mungkin dan latihan menulis terus menerus. Semakin sering mencoba maka seseorang akan semakin lancar menulis. Ibarat seperti mata pisau agar tidak berkarat harus dipakai dan diasah terus-menerus. Maka menulis sebenarnya pergumulan yang intens dan total dengan kehidupan dan pada hakikatnya merupakan proses yang resah. Selamat mencoba.
2

2 komentar:

Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!