Memberi dan Menginspirasi

Kamis, 01 Agustus 2013

Menikmati Wisata Alam Panjugjugan




Pemandangan yang indah dan udara yang sejuk menyapa saat menginjakkan kaki di areal wisata alam Panjugjugan. Daerah yang masih asri di daerah Sumedang ini selalu kebanjiran pengunjung, terutama dikala weekend.  
Dengan hanya membayar tiket masuk Rp5000/ jiwa, kita sudah bisa menikmati berbagai fasilitas yang disediakan. Sangat cocok untuk keluarga besar yang ingin menikmati liburan yang murah meriah namun tetap  mengedukasi.
            Wisata  Pangjugjugan tepatnya berada di Babakan Anjun, Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, kira-kira 3 kilometer dari Simpang ke arah Parakan Muncang. Begitu kita masuk,, kita akan disuguhi dengan pemandangan yang asri dan sejuk, Berada di atas perbukitan dengan suhu yang sejuk dan pemandangan alam yang memesona, lokasi ini pun didukung berbagai macam fasilitas rekreasi dan arena bermain anak.
Saya bersama keluarga langsung ketempat lesehan saung-saung yang sudah disediakan. Membuka perbekalan, karena niatnya dari rumah kita mau bothram, setelah selesai menikmati makanan yang dibawa dari rumah, anak-anak siap dengan pakaian renangnya, disini tersedia kolam renang untuk anak-anak.  Selain itu disini juga terdapat  playground, arena bermain anak, terapi ikan, batu refleksi, curug, lapangan futsal, flying fox, becak mini, tunggang kuda dan paparahuan.
Tapi khusus untuk kolam renang, flying fox, becak mini, tunggang kuda dan paparahuan kita harus membayar lagi. Tak hanya itu, di tempat ini pun ada penginapan Rumah Adat sunda, yang terdiri dari 60 kamar penginapan dan 15 tempat lesehan. Disinipun terdapat ruang / gedung untuk mengadakan resepsi atau seminar.  
Selain wisata alam ternyata ada ekowisata, bisa keliling kebun, peternakan ungas, kelinci, kambing, sapi perah dan sapi potong. Ada juga sekolah alam, outbond, pelatihan,  bahkan pemancingan juga ada. Untuk ekowisata tidak bayar lagi. “Kalau musim panen biasanya pengunjung memetik sendiri,  nanti dihitung sesuai hasil petiknya saja” kata ibu Desy Idayanti  staff HRD.
            Setelah menemani anak-anak main di wahana air, kami berkeliling menikmati pemandangan disini, berfoto di bawah burung elang. Lalu menjalani terapi ikan. Konono terapi ini mampu mengobati banyak penyakit, salah satunya reumatik.  Tak kalah seru kami mencoba permainan tradisoinal jaman baheula, bermain engrang dan pelepah kelapa yang di tarik. Saat ini permainan-permainan tersebut sudah jarang ditemui.  Berbagai aktivitas seru bisa dilakukan bersama keluarga disini.
Menurut Djadjat Suhardja seorang lulusan ITB dan  sekaligus  pendiri Alam Wisata Pagjugjugan, lokasi ini dibangun untuk menjaga kelestarian alam terutama populasi burung elang yang hampir punah. "Makanya, jika kita menikmati pemandangan di sini, kita pun bisa menyaksikan burung-burung elang yang terbang di atas areal seluas 12 hektar ini," katanya.
Wisata Alam Pangjugjugan dibuka secara resmi oleh Bupati Sumedang tanggal 29 Februari 2009. Sampai sekarang, tempat wisata ini terus berkembang.
Semakin  siang pengunjung semakin padat, dari plat mobilnya banyak juga pengunjung dari luar kota, diantaranya dari Jakarta. Menurut  pengelola Wisata Alam Pangjugjugan mengatakan bahwa lebih dari 3000 pengunjung berwisata di sini setiap bulannya. Umumnya wisatawan yang datang berasal dari mahasiswa yang melakukan outbound. Ada juga pelajar dari beberapa sekolah yang melakukan wisata edukasi, seperti pengenalan tumbuhan dan hewan serta cara-cara bertani dan berternak.
Sebelum kami pulang tak lupa  untuk  membeli buah tangan,  oleh-oleh khas Pangjugjugan, seperti krispi yang terbuat dari jamur tiram, dodol stroberi, abon lele, keripik pisang dan karamel.
Mungkin harapannya kedepannya pihak pemerintah daerah lebih memperhatikan akses jalan menuju wisata panjugjugan ini, jalan menuju wisata ini sempit dan berbatu. Apalagi tidak ada pentunjuk arah. Sehingga kami harus selalu bertanya disepanjang jalan. 

Tulisanku dimuat di Pikiran Rakyat
0