Dulu orang beranggapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai ketika anak memasuki sekolah dasar (usia 7 tahun) ternyata anggapan itu salah. Pendidikan Taman kanak-kanak saja (4-5 tahun) sudah agak terlambat. Menurut penelitian dibidang neurologi, pada usia 4 tahun pertama seluruh kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk. Tahun-tahun ini disebut golden period, karena anak tumbuh dengan pesat. Begitu juga dengan perkembangan otaknya, selama 3 tahun pertama, otak anak berkembang secara cepat. Bila kita melakukan stimulasi yang tepat pada saat itu, maka otak dapat berjalan secara maksimal. Stimulasi penting untuk mengeluarkan dan meningkatkan kemampuan anak. Jika anak tidak distimulasi, maka fungsi otak tidak bisa berkembang.
Salah
satu fungsi otak adalah kecerdasan atau disebut juga fungsi kognitif. Fungsi
otak mempengaruhi intelegensi, pusat pengaturan organ tubuh, untuk berpikir,
mempengaruhi emosi dan tingkah laku. Otak memilki jaringan yag akan berfungsi
maksimal kalau dirangsang. Untuk itu, otak harus diberikan stimulasi secara
optimal dan tentunya dibarengi asupan nutrisi sejak dini. Makin dini stimulasi
dilakukan makin baik. Tentunya peran orangtua terutama ibu yang paling dekat
dengan anak sangat diperlukan.
Otak
terdiri dari belahan otak kanan dan kiri, yang apabila kedua otak ini di
rangsang dengan tepat sesuai dengan
tingkat perkembangan anak, maka akan memiliki beberapa potensi
kecerdasan. Bukan saja kecerdasan intelektualnya, tetapi kecerdasan emosional
dan spiritualnya berkembang secara optimal. Seperti kita ketahui disamping kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional atau karakter sangat mempengaruhi kesuksesan
seseorang dimasa depan.
Para
pakar dibidang tumbuh kembang anak termasuk para pakar pendidikan mengingatkan bahwa
pendidikan yang salah pada masa dini akan berdampak negative terhadap
perkembangan anak dimasa depan. Riset dibidang neurologi juga membuktikan bahwa
kecerdasan seorang anak bergantung pada jumlah sel-sel dalam otak dan jumlah
simpul-simpul saraf otak yang saling terhubungkan. Dalam hal ini stimulasi yang
diberikan sejak dini akan sangat berpengaruh terhadap proses perhubungan dan
penguatan sel-sel dan simpul-simpul saraf otak tersebut.
Mengingat
pentingnya pendidikan anak usia dini, pemerintah berusaha memfasilitasi dan
mensosialisasikan kepada masyarakat. Khususnya kepada masyarakat pedesaan yang
belum menyadari akan pentingnya pendidikan usia dini.
Diperkotaan
pola pikir masyarakatnya sudah maju, mereka menyekolahkan anaknya sejak dibawah
umur 3 tahun. Keberadaan playgroup dan kelompok bermain atau tempat penitipan
anak sudah tidak asing lagi. Lain halnya dengan dipedesaan Pos PAUD yang
diselenggarakan oleh kader/ pamong yang di fasilitasi oleh pemerintah tidak
semua berjalan. Sehingga dana dari pemerintah sudah turun tapi dilapangan tidak
ada pos PAUDnya. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, pertama kurangnya
pembinaan yang berkelanjutan terhadap kader yang menjadi guru di Pos PAUD, kedua
kurangnya sosialisasi dan informasi kepada masyarakat, dan yang ketiga latar
belakang pendidikan orang tua.
Para
orang tua enggan memasukkan batita (bayi dibawah tiga tahun)ke playgroup atau
kelompok bermain, alasannya biayanya mahal, biasanya orang tua yang kurang
memahami pentingnya pendidikan usia dini merasa males harus setiap hari
mengantar anaknya pergi sekolah.
Tidak
bisa dipungkiri kalau saat ini pemerintah begitu memperhatikan terhadap dunia
pendidikan, terbukti dengan mengalokasikan 20 persen dari APBN untuk
pendidikan. Begitu juga dengan pendidikan anak usia dini yang memilki peran
sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia, mendorong pemerintah,
dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, untuk membentuk sebuah direktorat
baru yang bernama Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU). Direktorat yang
berada di bawah Direktorat Jenderal
Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda ini diharapkan dapat mendorong dan
memfasilitasi masyarakat dibidang layanan pendidikan anak dini usia (0-6 tahun),
terutama bagi mereka yang karena keadaan terpaksa tidak memungkinkan untuk
dapat memberikan layanan pendidikan dini bagi putra-putrinya.
Undang-undang
No.20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.(Pasal 1 butir 1). Sedangkan pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada Anak sejak
lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (pasal 1 butir 14).
Penyelenggaraan
PAUD harus memperhatikan dan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak.
Program ini tidak dimaksudkan untuk
mencuri start apa-apa yang seharusnya diperoleh pada jenjang pendidikan dasar,
melainkan untuk memberikan fasilitasi pendidikan yang sesuai bagi anak, agar
anak pada saatnya memiliki kesiapan baik secara fisik, mental, maupun social
emosionalnya dalam rangka memasuki pendidikan lebih lanjut.
Kenyataan
dilapangan menunjukkan bahwa penyelenggaraan PAUD masih belum mengacu betul
dengan tahap-tahap perkembangan anak. Pada umumnya penyelenggaraannya
difokuskan pada peningkatan kemampuan akademik, baik dalam hafalan-hafalan
maupun kemampuan baca-tulis-hitung, yang prosesnya seringkali mengabaikan
tahapan perkembangan anak.
Dengan
menempatkan penataan lingkungan main aman dan nyaman sebagai pijakan awal yang
merangsang anak untuk aktif, kreatif,dan terus berfikir dengan menggali
pengalamannya sendiri. Anak belajar terus-menerus tanpa terbebani dengan
perasaan bosan, dimulai dari membangun pemahaman tentang sesuatu,
mengeksplorasi lingkungan, menemukan kembali suatu konsep, hingga mampu membuat
sesuatu yang berharga.
Memanfaatkan
masa-masa keemasan pada anak (golden period) melalui pendidikan anak usia dini
diharapkan akan melahirkan generasi-generasi emas yang akan berguna nantinya
untuk kehidupan bermasyarakat berbangsa
dan bernegara.
Yati Nurhayati
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!