Memberi dan Menginspirasi

Sabtu, 16 Januari 2016

Bersyukur Dan Bersabar

Punya banyak stok artikel, karena dulu saya semangat kirim ke media, ada yang nyangkut ada juga yang ditolak. Daripada tulisan hanya jadi sampah di laptop mendingan saya posting di sini. Kan sayang kita udah berpikir keras sampai bergadang tapi tidak bermanfaat. Mudah-mudahan tulisan ini bisa menginspirasi. Selamat membaca, 


Miris rasanya membaca Pikiran Rakyat(27/7) tentang ibu rumah tangga ( Ibu Ros, 22 tahun )  yang mencoba bunuh diri dengan memanjat SUTET dengan ketinggian 70 meter. Pasalnya ia tak memiliki uang untuk membeli baju lebaran. Hal tersebut mungkin juga terjadi disekitar lingkungan kita. Tidak sanggup menghadapi hidup, malu sama tetangga karena tak mampu membelikan anak-anaknya baju lebaran, jadi stress ingin bunuh diri. Kebanyakan para ibu rumah tangga yang masih labil.
Budaya konsumtif   dinegara kita memang sangatlah terasa, terlebih pada bulan romadon dan menjelang idul fitri.
 Lebaran identik dengan baju baru, sepertinya merupakan suatu aib jika tak bisa membeli baju lebaran. Itulah yang terjadi dimasyarakat kita.
Ketika kita mendapatkan kenikmatan sudah sepatutnyalah kita bersyukur atas nikmatnya. Macam-macam orang melakukan syukuran, minimal bersyukur dengan mengucapkan alhamdulillah “ Segala fuji bagi Allah.
Bersyukur bukan ketika kita mendapatkan rezeki berupa uang saja, tapi bersyukur ketika kita masih diberi kesehatan, mata bias melihat, telinga bias mendengar, masih bias menikmati enaknya makanan. Terkadang kita terlena dan lupa bersyukur akan nikmatnya. Dimulai dari bangun tidur bias menikmati hangatnya matahari dan udara segar sampai kita tertidur kembali dengan rasa aman. Maka nikmat Tuhan mu  yang manakah yang kamu dustakan?
Allah memberi kita pendamping yang baik, memberikan kesenangan dan kebahagiaan dengan pasangan kita, memberikan anak yang shaleh dan lucu-lucu, maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan ?
Dengan mensyukuri yang ada secara optimal akan memberikan tambahan nikmat dari Allah. Bentuknya dapat berupa peningkatan iman, tambahan ilmu, rezeki atau apapun itu. Puncaknya tentu saja dengan mendapat ridha dan cinta dari Allah.
Janji Allah di Al quran surah Ibrahim (14)  ayat 7 “ Dan (ingatlah juga)  tatkala tuhanmu memaklumkan : “ Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatku), maka sesungguhnya azabku sangat Pedih.”
Maka dari itu belajarlah untuk tidak melihat sisi kekurangan saja, terkadang kita seringkali hanya memikirkan kekurangan dari tiap kondisi yang dijalani. Gaji kurang misalnya, atau rumah yang masih mengontrak. Bukankah kekurangan dan kelebihan adalah hal biasa dalam hidup ? sebagaimana siang dan malam selalu berganti. Menyikapi kekurangan mestinya berupaya memperbaiki nya. Sekecil apapun belajarlah untuk bersyukur.
Ekspresi rasa syukur umumnya dilakukan oleh seorang muslim adalah dengan mengucapkan hamdalah, atau dengan ucapan terimakasih kepada orang yang menjadi jalan nikmat dari allah atau dilakukan atau rasa syukur di ungkapkan melalui berbagi rezeki dengan mereka yang kurang beruntung. Apapun bentuknya tasyakur binikmah diharapkan ikhlas hanya mengharapkan keridhoan  Allah.
Jika ditimpa musibah yang harus kita lakukan adalah bersabar atas ketentuan-Nya. Sambil terus berihtiar. Sehingga syukur dan sabar ini seperti dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan kita.

Jika hal ini berjalan di masyarakat kita, orang kaya bersyukur dengan cara berbagi rezeki kepada yang miskin, dan orang miskin bersabar dalam menjalani ujian hidupnya, maka niscaya tak akan ada lagi kasus seperti yang terjadi pada saudari kita ibu Ros. Wallohu alam  
0

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!