Punya banyak stok artikel, karena dulu saya semangat kirim ke media, ada yang nyangkut ada juga yang ditolak. Daripada tulisan hanya jadi sampah di laptop mendingan saya posting di sini. Kan sayang kita udah berpikir keras sampai bergadang tapi tidak bermanfaat. Mudah-mudahan tulisan ini bisa menginspirasi. Selamat membaca,
Miris
rasanya membaca Pikiran Rakyat(27/7) tentang ibu rumah tangga ( Ibu Ros, 22
tahun ) yang mencoba bunuh diri dengan
memanjat SUTET dengan ketinggian 70 meter. Pasalnya ia tak memiliki uang untuk
membeli baju lebaran. Hal tersebut mungkin juga terjadi disekitar lingkungan
kita. Tidak sanggup menghadapi hidup, malu sama tetangga karena tak mampu
membelikan anak-anaknya baju lebaran, jadi stress ingin bunuh diri. Kebanyakan
para ibu rumah tangga yang masih labil.
Budaya
konsumtif dinegara kita memang
sangatlah terasa, terlebih pada bulan romadon dan menjelang idul fitri.
Lebaran identik dengan baju baru, sepertinya
merupakan suatu aib jika tak bisa membeli baju lebaran. Itulah yang terjadi
dimasyarakat kita.
Ketika
kita mendapatkan kenikmatan sudah sepatutnyalah kita bersyukur atas nikmatnya. Macam-macam
orang melakukan syukuran, minimal bersyukur dengan mengucapkan alhamdulillah “
Segala fuji bagi Allah.
Bersyukur
bukan ketika kita mendapatkan rezeki berupa uang saja, tapi bersyukur ketika
kita masih diberi kesehatan, mata bias melihat, telinga bias mendengar, masih
bias menikmati enaknya makanan. Terkadang kita terlena dan lupa bersyukur akan
nikmatnya. Dimulai dari bangun tidur bias menikmati hangatnya matahari dan
udara segar sampai kita tertidur kembali dengan rasa aman. Maka nikmat Tuhan
mu yang manakah yang kamu dustakan?
Allah
memberi kita pendamping yang baik, memberikan kesenangan dan kebahagiaan dengan
pasangan kita, memberikan anak yang shaleh dan lucu-lucu, maka nikmat Tuhan mu
yang manakah yang kamu dustakan ?
Dengan
mensyukuri yang ada secara optimal akan memberikan tambahan nikmat dari Allah.
Bentuknya dapat berupa peningkatan iman, tambahan ilmu, rezeki atau apapun itu.
Puncaknya tentu saja dengan mendapat ridha dan cinta dari Allah.
Janji
Allah di Al quran surah Ibrahim (14)
ayat 7 “ Dan (ingatlah juga)
tatkala tuhanmu memaklumkan : “ Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti
kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatku),
maka sesungguhnya azabku sangat Pedih.”
Maka
dari itu belajarlah untuk tidak melihat sisi kekurangan saja, terkadang kita
seringkali hanya memikirkan kekurangan dari tiap kondisi yang dijalani. Gaji
kurang misalnya, atau rumah yang masih mengontrak. Bukankah kekurangan dan
kelebihan adalah hal biasa dalam hidup ? sebagaimana siang dan malam selalu
berganti. Menyikapi kekurangan mestinya berupaya memperbaiki nya. Sekecil
apapun belajarlah untuk bersyukur.
Ekspresi
rasa syukur umumnya dilakukan oleh seorang muslim adalah dengan mengucapkan
hamdalah, atau dengan ucapan terimakasih kepada orang yang menjadi jalan nikmat
dari allah atau dilakukan atau rasa syukur di ungkapkan melalui berbagi rezeki
dengan mereka yang kurang beruntung. Apapun bentuknya tasyakur binikmah
diharapkan ikhlas hanya mengharapkan keridhoan
Allah.
Jika
ditimpa musibah yang harus kita lakukan adalah bersabar atas ketentuan-Nya.
Sambil terus berihtiar. Sehingga syukur dan sabar ini seperti dua sisi mata
uang yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan kita.
Jika
hal ini berjalan di masyarakat kita, orang kaya bersyukur dengan cara berbagi
rezeki kepada yang miskin, dan orang miskin bersabar dalam menjalani ujian
hidupnya, maka niscaya tak akan ada lagi kasus seperti yang terjadi pada
saudari kita ibu Ros. Wallohu alam
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!