Banyak
kisah penyandang disabilitas sukses berawal dari dukungan keluarga, terutama
seorang ibu. Karena dengan kehangatan keluarga terbukti bisa membangun rasa
percaya diri pada anak. Bagaimana dengan penyandang disabilitas yang dibuang oleh ibu kandungnya sendiri ?
Dialah
Putri Herlina bayi tanpa lengan, yang ditemukan di sebuah Rumah Sakit.
Beruntung ada seseorang yang mau mengurusnya. Wanita yang berhati mulia itu
adalah Susiani Sunaryo, seorang dari Yayasan sayap Ibu Yogyakarta.
Masa
kecil Putri seperti anak lainnya, ia aktif dan lincah. Tapi waktu mencari
sekolah TK, Ibu Susi dan suaminya sempat kewalahan, 10 TK yang didatangi
menolaknya. Tapi akhirnya ada TK yang mau menerima Putri, yaitu TK Aisyiah.
Seperti
gadis lainnya, Putri juga terkadang galau, stres dengan keadaan dirinya,
terutama ketika ia harus tinggal jauh dari orang tua asuhnya. Sewaktu ia masih
SMP, harus kos di Solo. Segala pekerjaan seperti mencuci dan memasak ia lakukan
sendiri. Ia akan merasa tenang lagi jika sudah curhat dengan ibu angkatnya yang
sudah seperti orang tua kandungnya sendiri.
Dengan
kondisinya Putri begitu semangat, ia sekolah hingga SMA, di sekolahnya ia tak
mau dibedakan dengan murid normal. Ia tak memakai meja khusus walau pun harus
menulis dengan kaki. “Aku bisa menulis,
ngetik, main Hp dan lain-lain pakai kaki. Allah memberi kekurangan pasti
memberi juga kelebihan.” Ujar Putri dengan senyum mengembang.
Kini
Putri mengabdikan diri untuk mengurus bayi-bayi tanpa orang tua, di panti
tempat ia dibesarkan. Ada sekitar 30
bayi, kondisi bayi ada yang normal ada juga yang cacat. Mereka yang cacat
kebanyakan karena gagal aborsi. Orang tua mereka tak menginginkan anaknya
lahir, segala obat diminumnya. Tapi Allah berkehendak lain, anak yang tak
berdosa itu masih hidup walau pun harus cacat seumur hidupnya.
Selain
membantu administrasi yayasan, Putri juga terampil mengganti popok, menyuapi
makan, mengganti pakaian. Ia seperti seorang ibu yang diturunkan untuk merawat
mereka. Dengan penuh kasih sayang Putri
merawatnya.
Salah
satu kegalauan bagi penyandang disabilitas adalah masalah jodoh, ya jodoh
karena jodoh masih diyakini sebagai misteri Illahi. Sebagai manusia kita tak
mengetahui dimana dan kapan jodoh akan menghampiri.
Dalam
sebuah obrolan ringan Putri dengan temannya yang saya ambil dari sebuah blog,
Putri pernah mengungkapkan kalau ia sudah bosan hidup di Panti, ia ingin hidup
mandiri dan memiliki suami yang normal.
“
Apa hidupku sampai tua ada di panti ini ? ada di meja ini ? apakah aku tak tahu
diri jika mengharapkan lelaki sempurna yang menjadi pendampingku ?” ucap Putri
dengan pandangan kosong.
Teman
yang setia mendengarkan curhatan Putri biasanya hanya menyarankan Putri untuk
minta dan berdoa sama sang pemilik jodoh. Dalam blog ini juga Putri pernah
dekat dengan laki-laki, namun mereka tak serius. Dia pernah pacaran dengan anak SMA, yang
manja sekali. “ Dia tahu kalau aku tak punya tangan, tapi kalau ada pakaian
kotor minta dicuciin.” Tuturnya.
Memang
Putri begitu mandiri, segala sesuatu ia lakukan dengan kaki, mencuci pakaian,
pakai baju, kerudung, melipat pakaian ia lakukan dengan begitu cepat. Kisahnya
begitu menginspirasi. Hingga suatu hari ada yang membaca kisahnya dalam sebuah
blog.
Lelaki
itu bernama Reza, ia beberapa kali datang ke panti, Putri tak menyangka
laki-laki ini kelak akan menjadi suaminya. Karena setiap hari memang banyak
tamu berkunjung ke panti ini. Reza mau
menerima kekurangan Putri, walau pun ia dari keluarga terhormat, ayahnya
merupakan petinggi Bank Indonesia.
Yang
sungguh luar biasa, keluarga Reza pun mau menerima kondisi Putri. Saat ijab
Kabul selesai diikrarkan, suasana haru begitu terasa menyelimuti seluruh
ruangan. Tak ada yang tak meneteskan air mata, termasuk ibunda Reza. Ia
mendekap putranya lama sekali ketika acara sungkem.
“ Engkaulah laki-laki pilihan yang menjadi
imam bagi wanita luar biasa ini. Engkaulah yang Allah percaya duduk, berdiri, berjalan
disampingnya selamanya. Jadikan ini sebagai ibadahmu, pahala tak berkesudahan
hingga akhir hayatmu.” Begitulah
mungkin yang dikatakan ibunda Reza.
Ditulis
ulang dari berbagai sumber
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!