Hari
ini bertepatan dengan Idul Adha, salah satu hari raya yang begitu diagungkan
oleh Umat islam karena merupakan puncaknya ibadah haji. Bagi yang belum mampu
untuk berhaji, kita dianjurkan untuk berkurban. Kurban merupakan ibadah sunah
yang sangat dianjurkan oleh Nabi, banyak sekali keutamaan ibadah kurban, namun
bukan kapasitas saya untuk membahas di sini. Walau demikian ibadah sunah ini memang
berat sekali untuk dilaksanakan, maka dari itu Allah sangat menyukai ibadah
kurban ini, dan mencintai orang yang mau berqurban. Karena pada dasarnya manusia itu pelit.
banyak
orang yang mampu berkurban, tapi merasa
berat untuk melaksanakannya. Mengapa? Karena uang yang kita keluarkan tidak sedikit,
saat ini saja harga Kambing sekitar 3 juta, begitu juga kalau kita mau kurban sapi. Tapi
jika kita tahu keutamaan orang yang berkurban, pasti mereka bersegera
melaksanakan ibadah sunah ini.
Alhamdulillah
tahun ini saya bisa berkurban, setelah beberapa tahun hanya azam tanpa diiringi action. Tahun depan harus Qurban, itu tekad saya. Pas idul Adha tiba, uangnya nggak
ada. Berazam lagi “tahun depan harus kurban,” eh uangnya malah ke pake, dan
saya merasa tidak berdosa, karena merasa itu sunah, dan hanya bagi yang mampu. Memang niat
saja tidak cukup, menetapkan resolusi setiap tahun saja tidak cukup, perlu
action, perlu disiplin untuk mengumpulkan uang.
Saya
azamkan tahun ini harus kurban, dimulai dengan menyiapkan 3 celengan. Satu celengan untuk kurban, satu celengan untuk
sedekah/ infak dan yang satu lagi untuk sosial.
Celengan kurban dan infak setiap hari saya isi, sebelum berangkat kerja, saya isi dengan uang
5000 atau 10.000, tergantung adanya uang di dompet. Sedangkan yang untuk sosial saya isi setelah
saya terima gaji, isinya terkadang 50.000, atau 100.000 celengan ini saya
gunakan jika ada orang yang mau pinjam uang, (dan kadang orang yang pinjam tidak
kembali uangnya) agar saya tidak pusing dan tidak mengganggu keuangan keluarga
saya buat celengan sendiri, kalau orang itu bayar saya langsung menyimpannya
lagi di celengan social untuk orang yang membutuhkan lagi. Celengan social juga
saya gunakan untuk kegiatan-kegiatan sumbangan yang diluar infak dan sedekah. Kalau celengan social kosong, walaupun ada
orang yang mau pinjam uang saya nggak kasih. Karena menurut saya hutang itu
bisa membuat persaudaraan renggang. Yang punya hutang dan yang memberi hutang
sama-sama dibuat resah. Percaya nggak kalau hutang itu membuat resah. Kalau kita
mampu lebih baik kita kasih saja, semampu kita.
Sekali lagi saya berusaha untuk tidak memberi hutang, kalau memang orang
itu sangat buuth uang, saya ambil dari celengan social, dan saya tidak pernah
berpikir untuk dikembalikan, itu membuat saya lebih tenang, tapi kalau
dikembalikan saya terima untuk menolong yang lain.
Seumpama
ada honor diluar gaji, contoh honor rapat atau perjalanan dinas saya isi untuk
infak dan sedekah 2,5%, celengan kurban juga saya isi besarnya 20.000-50000
tergantung uang yang saya peroleh. Sedangkan untuk celengan sosial saya isi juga tapi saya tidak menentukan jumlahnya.
Kuncinya adalah konsisten dan disiplin,
jangan dibuka sebelum waktunya.
Walau pun cara ini sangat jadul dan kuno tapi efektif dari pada simpan di bank. Mudah-mudahan tahun depan saya juga bisa menambah celengan buat umroh.
Walau pun cara ini sangat jadul dan kuno tapi efektif dari pada simpan di bank. Mudah-mudahan tahun depan saya juga bisa menambah celengan buat umroh.
Harapan saya artikel ini bisa bermanfaat bagi yang kesulitan untuk mengumpulkan uang kurban.
Selamat Idul Adha.
Salam kenal bloggers, boleh dong kunjungi blog ku https://fulfikablog.wordpress.com/2018/08/21/merdeka-di-pulau-cinta/ :)
BalasHapusTerimakasih Yati postingannya sangat bermanfaat. Saya juga, selain di bank, juga menabung di celengan. Tapi so far hanya dua mata uang. Yang pertama uang koin, karena saya suka uang koin, hahahah ... Yang kedua uang duaribuan (buat kebutuhan mendadak dalam rumah). Pengen juga bikin celengan tiga macam begitu: Qurban, Traveling, Sosial.
BalasHapusThanks.
Ditunggu update-annya, Kak ....
BalasHapus