Benar
memang kalau dipikir-pikir riba itu bikin nyesek, saya ada pengalaman ketika
mau berhenti membayar asuransi. Artinya saya mau stop polis. Tarik ulur-tarik
ulur akhirnya saya bertekad untuk menutup polis. Awalnya sayang, uang yang
sudah disetor hanya kembali kurang dari setengahnya, jika saya sudah membayar
selama 2 tahun dan preminya sebesar 500.000,- jadi uang yang sudah masuk adalah
24 bulan x 500.000= 12.000.000, uang yang akan diterima secara tunai masih
untung kalau setengahnya dari uang yang di setor. Tapi kok sayang ya kalau belum habis kontrak
sudah stop, setelah berdiskusi panjang lebar dengan suami, akhirnya diputuskan
dilanjut. Tapi hati saya tetap galau, ini riba… dan saya sadar riba memang
sudah kadung ikut asuransi ini.
Sebelum
saya sadar bahaya riba itu ngeribanget, saya juga punya hutang bank, kalau punya masalah keuangan saya lari ke
bank, pinjam ke keluarga susah dan selalu ada masalah di belakang. Lebih aman
pinjam bank piker saya saat itu. Lalu
seiring dengan waktu saya banyak membaca kehidupan orang-orang yang terjerat
hutang riba, kehidupannya seperti apa, dan tidak ada keberkahan dalam hidupnya.
Di situ saya mulai sadar akan bahaya riba. Ngeribanget. Tapi asuransi sudah
terlanjur saya ikuti. Mau berhenti dan stop polis. Uang yang sudah masuk
saying. Saya banyak belajar, search tentang yang ngajuin klaim juga sedikit
sekali yang diproses. Malahan yang saya temukan pengalaman-pengalaman mereka
yang tidak dilanjutkan preminya.
Memang
saya sedikit kecewa dengan asuransi ini, karena diawal manis sekali
menawarkan, tapi ketika kita sudah masuk
dan ingin menutup polis susah sekali, pertama saya mengajukan karena tutup
premi karena takut riba, eh malah ditawari asuransi syariah, saya males
berurusan lagi dengan asuransi, biarlah hanya Allah yang menanggung asuransi
hidup saya dan keluarga, saya yakin dengan kita banyak sedekah hidup akan lebih
berkah, kesehatan juga bertambah. Mau asuransi syariah, mau asuransi
konvensional sama saja. Berselang beberapa bulan saya mengajukan kembali tutup
premi pada agen, ada pertanyaan lagi, alasannya tutup kenapa. Saya gunakan alas
an klasik, yaitu masalah keuangan. Karena bilang masalah riba, pasti diajakin
lagi asuransi syariah. Agen saya malah menyarankan untuk cuti premi. Kalau cuti
premi nantinya tetap harus dibayar, dan uang habis nggak ada yang kembali.
Walaupun
saya merasa dirampok dengan ikut asuransi ini, uang hamper 10 juta melayang
begitu saja. Dan saya baru sadar setelah
dua tahun berjalan. Padahal jika dipikir dari mana pihak asuransi menggaji para
agen, bahkan untuk perjalanan ke luar negeri kalau bukan dari uang yang kita
setorkan. Bodohnya diri ini. Penyesalan selalu ada dibelakang. Tapi saya terus
saja istigfar, mudah-mudahan uang yang melayang itu menghapus dosa saya selama
ini bergelut dengan riba. Saya berusaha untuk terus ibadah dan berinteraksi
dengan alquran, agar hati Menjadi tenang. Mudah-mudahan saya diberi keikhlasan
untuk merelakan premi ditutup, berapa pun uang kembali saya akan berlapang
dada.
Intinya
kalau kita mau ikut asuransi, pelajari dulu, cermati, dan mereka
mengeluarkan aturan setelah kita daftar. Mau klaim kita dipersulit, kalau klaim
ditolak, meskipun kita nangis darah, di hadapan mereka, tetap tidak akan
dipedulikan. Kalau mau ikut asuransi kesehatan mendingan BPJS saja.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!