Memberi dan Menginspirasi

Jumat, 17 Agustus 2018

Riba itu bikin nyesek, Dosanya Ngeribanget


Benar memang kalau dipikir-pikir riba itu bikin nyesek, saya ada pengalaman ketika mau berhenti membayar asuransi. Artinya saya mau stop polis. Tarik ulur-tarik ulur akhirnya saya bertekad untuk menutup polis. Awalnya sayang, uang yang sudah disetor hanya kembali kurang dari setengahnya, jika saya sudah membayar selama 2 tahun dan preminya sebesar 500.000,- jadi uang yang sudah masuk adalah 24 bulan x 500.000= 12.000.000, uang yang akan diterima secara tunai masih untung kalau setengahnya dari uang yang di setor.  Tapi kok sayang ya kalau belum habis kontrak sudah stop, setelah berdiskusi panjang lebar dengan suami, akhirnya diputuskan dilanjut. Tapi hati saya tetap galau, ini riba… dan saya sadar riba memang sudah kadung ikut asuransi ini.
Sebelum saya sadar bahaya riba itu ngeribanget, saya juga punya hutang bank,  kalau punya masalah keuangan saya lari ke bank, pinjam ke keluarga susah dan selalu ada masalah di belakang. Lebih aman pinjam bank piker saya saat itu.  Lalu seiring dengan waktu saya banyak membaca kehidupan orang-orang yang terjerat hutang riba, kehidupannya seperti apa, dan tidak ada keberkahan dalam hidupnya. Di situ saya mulai sadar akan bahaya riba. Ngeribanget. Tapi asuransi sudah terlanjur saya ikuti. Mau berhenti dan stop polis. Uang yang sudah masuk saying. Saya banyak belajar, search tentang yang ngajuin klaim juga sedikit sekali yang diproses. Malahan yang saya temukan pengalaman-pengalaman mereka yang tidak dilanjutkan preminya.
Memang saya sedikit kecewa dengan asuransi ini, karena diawal manis sekali menawarkan,  tapi ketika kita sudah masuk dan ingin menutup polis susah sekali, pertama saya mengajukan karena tutup premi karena takut riba, eh malah ditawari asuransi syariah, saya males berurusan lagi dengan asuransi, biarlah hanya Allah yang menanggung asuransi hidup saya dan keluarga, saya yakin dengan kita banyak sedekah hidup akan lebih berkah, kesehatan juga bertambah. Mau asuransi syariah, mau asuransi konvensional sama saja. Berselang beberapa bulan saya mengajukan kembali tutup premi pada agen, ada pertanyaan lagi, alasannya tutup kenapa. Saya gunakan alas an klasik, yaitu masalah keuangan. Karena bilang masalah riba, pasti diajakin lagi asuransi syariah. Agen saya malah menyarankan untuk cuti premi. Kalau cuti premi nantinya tetap harus dibayar, dan uang habis nggak ada yang kembali.
Walaupun saya merasa dirampok dengan ikut asuransi ini, uang hamper 10 juta melayang begitu saja.  Dan saya baru sadar setelah dua tahun berjalan. Padahal jika dipikir dari mana pihak asuransi menggaji para agen, bahkan untuk perjalanan ke luar negeri kalau bukan dari uang yang kita setorkan. Bodohnya diri ini. Penyesalan selalu ada dibelakang. Tapi saya terus saja istigfar, mudah-mudahan uang yang melayang itu menghapus dosa saya selama ini bergelut dengan riba. Saya berusaha untuk terus ibadah dan berinteraksi dengan alquran, agar hati Menjadi tenang. Mudah-mudahan saya diberi keikhlasan untuk merelakan premi ditutup, berapa pun uang kembali saya akan berlapang dada.
Intinya kalau kita mau ikut asuransi,   pelajari dulu, cermati, dan mereka mengeluarkan aturan setelah kita daftar. Mau klaim kita dipersulit, kalau klaim ditolak, meskipun kita nangis darah, di hadapan mereka, tetap tidak akan dipedulikan. Kalau mau ikut asuransi kesehatan mendingan BPJS saja.
0

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!