Memberi dan Menginspirasi

Kamis, 14 Juli 2016

Indahnya Kebersamaan di hari Lebaran



Lebaran selalu berkesan, mulai dari persiapan mudik yang cukup melelahkan.  Maklumlah kami menggunakan kendaraan umum. Untungnya tidak terlalu macet, tapi anak-anak mabuk di bis karena kami dapat tempat duduk paling belakang. Dulu pernah terbersit  tidak mau merantau karena malas harus berdesak-desakan kalau mudik. Tapi itu hanya sebatas keinginan, nasib membawaku untuk kerja di Ibukota.
Tiba di rumah yang penuh dengan kenangan masa kecil. Rumah yang membuatku rindu untuk kembali. Terutama dua bocil yang selalu betah di rumah ini. Mereka bersemangat sekali mau mudik.
Hari pertama di kampung halaman melaksanakan ritual nadran, nadran atau nyekar adalah sebuah tradisi mengunjungi makam para leluhur dan sanak saudara. Tradisi ini sudah turun temurun diajarkan oleh mendiang kakek, dulu waktu kecil  kami semua cucunya selalu dibawa ke kuburan di H-1 atau H-2, sebelum memulai berdoa biasanya kakek selalu bercerita kalau semua mahkluk itu akan mati,  masa-masa itu masih jelas terkenang sebagai masa kecilku yang paling indah.  Ramadan dan lebaran bersama kakek tersayang. Setiap aku mengunjungi makam beliau, air mataku sudah tak terbendung.  Mudah-mudahan beliau bahagia di sana.
Di hari terakhir puasa, acara buka bersama bareng seluruh keluarga besar, alhamdulillah tahun ini semua anak Amih bisa kumpul, karena tahun sebelumnya adik ku lebaran di rumah mertuanya di Palembang. Cucu Amih semakin bertambah, seru banget banyak anak kecil.  Semua bahagia, mudah-mudahan anak dan cucu-cucu amih selalu akur dan kompak.  
Di hari lebaran,  seperti biasa diawali dengan Sholat idul fitri, terharu dan sempat menangis mendengar khutbah Idul Fitri yang menyinggung tentang perjuangan seorang ibu, dan pertama yang harus dilakukan saat Idul Fitri adalah minta maaf kepada ibu, mohon restu dan ridhanya. Dilanjutkan  dengan salam-salaman,  makan ketupat dan opor ayam, alhamdulillah tahun ini masih bisa berbagi angpau, senengnya lihat anak-anak kecil gembira. Dilanjutkan dengan acara  keliling ke rumah kerabat, setelah sholat dzuhur kita semua  tepar, ngantuk berat dan tertidur kecuali anak-anak yang masih move on tidak ada capenya.
Hari kedua tinggal di rumah, tapi ada kerabat yang masih berdatangan silaturahmi.  Baru di hari ke tiga kami pergi wisata lebaran, tujuannya tidak jauh dan murah meriah yaitu Vila Kancil yang berada di Bojong Bubu Solokan Jeruk Majalaya. Mencari daerah yang bebas macet, letakknya juga tidak jauh dari rumah. Sekedar info harga tiket masuk Vila Kancil Rp 45.000 sudah termasuk kolam renang. Tapi untuk wahana lain dikenakan biaya lagi. 

Kegembiraan anak-anak saat main di kolam renang dan waterboom, juga saat naik becak mini dan mancing ikan. Sebenarnya masih banyak wahana lain, tapi waktu yang tidak mengizinkan.
Hari ke empat kami balik ke Jakarta dengan hati gembira, rangkaian mudik kali ini lengkap sudah. Cerita ini saya abadikan sebagai kenangan kebersamaan terindah, mungkin besok atau lusa atau lebaran tahun depan kita tidak bisa bersama lagi, bisa jadi saya atau salah satu keluarga sudah di panggil oleh pemilik diri ini, siapa yang tahu. Dan cerita ini akan dibaca oleh anak-anak saya kelak, kerabat dan saudara juga pembaca blog ini.
Tulisan ini diikutsertakan dalam kuis menulis #ALUMNI SEKOLAH PEREMPUAN  bersama Mbak Ida Fauziah

0

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!