Jangan
remehkan emak-emak kalau sudah ngomongin bisnis, hi…hi…seperti tadi pagi saat
nganter bocil renang. Biasalah ibu-ibu kalau sudah ketemu pasti heboh, ngomong
ngalor ngidul akhirnya ngomongin bisnis. Ibu ini kerja tapi punya
sampingan ternak puyuh di rumah.
Setiap
sore ia panen telur puyuh, dari cara
bicaranya ia semangat sekali dalam berternak puyuh. Saya menyimpulkan kalau ibu
ini sudah menemukan fashion dalam bisnisnya. Katanya hidup lebih bersemangat
dengan mengelola puyuh setiap hari.
Dengar
semangatnya saya juga kepo Tanya-tanya, bagaimana pemasarannya. Ia baru
pemasaran ke warga sekitar rumah. Tetangga dari mulut ke mulut mulai mengetahui
kalau ia ternak puyuh di rumah. “Bagaimana kotorannya, apa tetangga ada yang
complain?” Tanya saya lebih dalam.
Sejauh
ini belum pernah ada yang complain masalah bau dari kotoran burung. Karena
setiap hari dibersihkan, dan kandang saya letakkan di dapur. karena ia tinggal
dikomplek yang memiliki lahan sempit, ia gunakan lahan dapur. Memang kalau
tidak dibersihkan baunya menyengat. Tapi sekarang suami sudah mulai mendukung,
karena mungkin melihat hasil yang menggiurkan lumayan untuk tambah-tambah uang
belanja.
Menurutnya
permintaan tinggi terkadang customer harus menunggu hingga dua hari untuk
membeli telur. Saat ini dia punya 340 ekor burung. Wow jumlah yang lumayan
banyak kalau dilihat ternaknya hanya di dapur. Tapi ia juga lagi mencari modal
untuk memperluas usahanya.
Saya
senang kalau lihat ibu-ibu semangat, daripada lihat ibu-ibu yang mengeluh,
kerjanya ngegosip nggak jelas. Seperti saya, orangnya semangat kalau ketemu
orang inginnya berbagi ide, entah itu semangat untuk nulis atau berbisnis.
Mudah-mudahan tulisan ini juga bisa menginspirasi untuk ibu-ibu yang lainnya yang
ingin berbisnis dari rumah dengan modal kecil dan lahan seadanya. Nanti saya
sambung lagi di ide bisnis berikutnya.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!