Memberi dan Menginspirasi

Sabtu, 23 September 2017

Berbagi Semangat Menulis


Saat ada pertemuan keluarga dalam acara pernikahan adik sepupu,  ada yang bertanya seputar tulis menulis, wah saya semangat jelasinnya.  Karena saya orangnya senang ngomporin  para ade-ade, ponakan, teman-teman, ibu-ibu supaya mau nulis dan punya penghasilan dari sana.  Apalagi ini ada anak muda yang langsung bertanya masalah kirim tulisan ke media.  Saya langsung panjang lebar jelasin dari A sampai Z. saya komporin juga dia supaya punya blog dan gabung di komunitas blogger.
Saya merasa sudah mencintai dunia tulis menullis ini, sehingga saya rela berkutat dengan laptop hingga larut malam. Kadang saya terbangun tengah malam untuk melanjutkan tulisan yang belum selesai.  Memang kata orang menulis itu candu, ada kepuasan tersendiri ketika tulisan itu dimuat dan dibaca oleh banyak orang. Jatuh bangun memang saya menjaga tetap semangat dalam dunia menulis.
Karena sekarang punya  kesibukan   lain, waktu nulis hanya ada di saat weekend itu pun kalau tidak ada acara keluar, alias liburan di rumah. Tapi saya berusaha untuk konsisten nulis, ya memang sulit sih.  Kembali  mengenang masa-masa ketika saya merintis  menulis, kemarin saya buka-buka kembali file-file tulisan lama. Belum lagi kalau saya bongkar kliping-kliping tulisan yang pernah di muat. Pengen rasanya kembali ke masa-masa itu. Saat tidak ada tekanan dari atasan, kita bebas mau mengutarakan apa pun lewat tulisan. Indah sekali dunia.

Saying sekali dulu saya tidak telaten mengumpulkan tulisan-tulisan yang di muat, apalagi kalau Koran yang memuat sulit didapatkan di Bandung.  Dulu yang penting honor masuk rekening, masalah bukti terbit itu nomor sekian. Penulis matre ya, biarin saja lah orang mau ngomong apa, saya tidak munafik, saya menulis karena butuh duit he..he… tapi sekarang beda, kalau ada tulisan di muat di media, pasti saya cari bukti fisiknya siapa tahu bias buat menaikkan angka kredit.
Dulu sekitar tahun 2011-2013  saya jajal semua Koran. Pikiran Rakyat, Tribun Jabar, majalah anak, majalah remaja, majalah dewasa. Saya punya rekapan tulisan yang dikirim, dan saya pantau terus media-media yang saya kirimi tulisan. Capek? Ya capek tapi rasa capek dan lelah terbayar ketika tulisan kita satu-persatu muncul di media cetak. Semua itu jelas butuh perjuangan. Makanya saya salut sama orang yang menjajal media cetak, memang tidak mudah dan diperlukan kesabaran.
Tahun 2014 saya mulai berani menulis buku, sebelum saya menemukan tulisan apa yang cocok, saya jajal semua, dari mulai novel, cerpen, artikel, cerita bahasa sunda, cerita anak, buku non fiksi. Tapi sekarang saya mulai memilih dan memilah tawaran, saya akan focus di buku anak-anak. Bismillah mudah-mudahan bias membagi waktu antara pekerjaan kantor, anak-anak dan menulis.
Saat ini saya sedang menunggu dua naskah yang diedit editor, dan mempersiapkan outline-outline untuk buku berikutnya. Doakan dilancarkan ya..Amiin.
0

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!