Memberi dan Menginspirasi

Minggu, 17 September 2017

Ketika Anak Berani Mencuri



Marah dan sedih sudah pasti dirasakan oleh ibu tatkala mendapati anaknya berani mencuri.  Ini pengalaman saya sendiri ketika si sulung yang sedang hobi mengoleksi burung dara. Dan saya menyadari uang hilang esok harinya ketika di kantor. Tidak sedikitpun terlintas di hati bahwa anak saya yang mengambil uangnya, karena nominalnya lumayan. Lha wong kalau dia minta uang jajan juga suka minta, tdak berani ngambil uang sendiri.
Ketika mendengar pengakuan dari tema-temannya kalau Kaka bawa uang lembaran ratus ribuan untuk beli burung, saya merasa kaget dan sock. Anak saya orang baik kok, dia tidak berani mengambil atau mencuri uang. Masya Allah kami sebagai orang tua merasa gagal mendidik selama ini. Ayahnya sudah menghukumnya agar jera. Tapi naluri ibu yang punya kelembutan, menangis melihat anak dihukum oleh ayahnya. Saya teriak stop jangan hukum anak dengan kekerasan, kekerasan tidak akan membuat dia jera.
Setelah semua tenang saya ajak anak untuk berdiskusi, saya cium dan peluk kaka, agar dia tahu kalau orang tuanya sangat saying padanya, dan semua kebutuhannya selama ini sudah terpenuhi, saya coba jelaskan   apa saja yang ia inginkan pasti dipenuhi, walau pun kadang harus menunggu ada uang. Tapi insya Allah jika mampu kami orang tua memenuhi kebutuhan anak. Diakhir diskusi saya tegaskan untuk memotong uang jajan untuk mengganti uang yang di curi. Dan jika terulang lagi saya akan laporkan ke polisi.
Saya cari pesantren untuk anak SD, tapi dipikir ulang lagi, rasanya belum pas untuk usiannya. Usia 1-12 tahun anak lebih bagus berada di bawah pengawasan orang tua. Mendapat pelukan dan kasih saying orang tua dengan begitu percaya dirinya akan tinggi.
Saya menyadari ini keteledoran saya sebagai orang tua, saya kurang perhatian hingga anak cari perhatian dengan mencuri.   Saya berjanji akan lebih perhatian sama anak-anak, selelahnya saya bekerja saya harus luangkan waktu untuk sama-sama belajar bersama. Saya yakin semuanya belum terlambat, kami bukan orang tua sempurna, kami pun masih terus belajar untuk menjadi orang tua. Tidak ada kata terlambat dalam hal pengasuhan. Pasti ada hikmah di balik setiap kejadian. Mungkin berusaha saja tidak cukup, kita butuh zat penolong yaitu Allah, berdoa lah pada Allah, mohon di jaga anak-anak dari pergaulan yang menyesatkan, dan menjadikan mereka anak-anak yang shaleh karena  yang bisa memimpin dunia adalah mereka anak yang shaleh.

0

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!