Memberi dan Menginspirasi

Sabtu, 26 Agustus 2017

Tradisi Unik di Desa Trunyan



Saat wisata ke Pulau Bali, Guide kami bernama Pak Made menerangkan berbagai tempat pariwisata di Bali tak lupa beserta tradisi unik di daerah tersebut. Yang paling menarik perhatian  saya adalah tradisi di desa Trunyan. Desa Trunyan adalah salah satu desa yang terletak di pinggir Danau Batur, kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Bis terus melaju dengan cepat, tapi Pak Made masih terus berceloteh tentang desa Trunyan. Beliau menunjukkan ke arah Danau Batur yang kami lewati, di ujung sana terlihat perumahan penduduk, nah disitulah letak desa Trunyan. Namun sayang dalam paket tur  ke Kintamani tidak ada wisata ke desa Trunyan. Hanya saja Pak Made menerangkan bahwa wisatawan dapat melalui dua jalur untuk sampai di desa Trunyan, jalur darat yang bisa di tempuh dengan 45 menit dari Panelokan, atau melalui dermaga Kedisan menggunakan boat yang sudah disediakan. Biaya menuju ke sana 500.000 untuk pulang pergi satu kali carter. Biasanya harga tersebut sudah termasuk pemandu wisata.    
Di desa Trunyan ada tradisi unik masyarakat setempat. Tradisi ini sudah berlangsung sejak dulu, yaitu menguburkan jenazah dengan cara dibaringkan di atas tanah yang di sebut sema wayah. Tradisi ini yang menarik wisatawan lokal mau pun mancanegara. Tradisi ini hampir mirif dengan tradisi di Tana Toraja Sulawesi Selatan.
Tradisi Bali pada umumnya jika ada yang meninggal dengan cara dibakar atau ngaben atau di kubur. Berbeda dengan keturunan Bali Aga di desa Trunyan yang membiarkan mayat tergeletak di atas tanah yang dangkal hingga membusuk. Tapi anehnya mayat tersebut tidak menebarkan bau busuk.     
Pak Made menerangkan kalau di sekitar mayat-mayat yang diletakkan terdapat pohon taru menyan. Pohon inilah yang dipercaya oleh penduduk setempat yang mampu mentralisir bau busuk dari mayat.
Menurut kaidah dan hukum masyarakat setempat hanya yang mati wajar saja yang bisa dikuburkan atau disimpan di sema wayah, sedangkan yang mati kecelakaan atau tidak wajar, terpisah dari sana dan ada lagi yang di sebut sema bantas.
 Bali  memang kaya akan tradisi dan adat istiadat, itulah salah satu daya tarik wisatawan yang berdatangan ke Bali.  
0

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!