Liburan kali ini berkesempatan
menyusuri dataran tinggi di Pulau Jawa,
yaitu Pegunungan Dieng. Memang tidak salah jika pegunungan Dieng ini
di sebut dengan negeri kahyangan atau negerinya
para dewa. Selain menyuguhkan berbagai keindahan, Dieng juga sangat nyaman untuk
beristirahat dan berekreasi.
Sepanjang jalan yang berkelok-kelok rasanya tak lelah mata memandang, deretan
pegunungan dan rumah-rumah penduduk yang berada di kaki bukit pegunungan Dieng.
Sayang sekali kami ke lokasi menjelang duhur jadi tidak sempat melihat indahnya
matahari terbit di puncak Sikunir. Tapi
kekecewaan itu terbayar dengan melihat pemandangan alam lainnya.
Tepat jam 12 kami tiba di
dataran tinggi Dieng, sebelum melakukan perjalanan kami istirahat, yang mau
sholat dipersilahkan sholat dulu yang mau makan siang sudah disiapkan oleh
panitia di sebuah rumah makan, matahari sudah berada di puncak tapi udara masih
sangat dingin. Siang ini kami disuguhi nasi panas dan makanan berkuah yang bikin
seger. Lanjut perjalanan menuju wisata. Berikut 4 kawasan wisata yang saya
kunjungi di Dieng dengan waktu singkat.
1. Candi
Candi di kawasan Dieng
merupakan peninggalan kerajaan hindu, merupakan objek wisata sejarah di
ketinggian 2000 M dari permukaan laut. Candi Dieng memiliki keistimewaan
sendiri, walaupun tidak seluas candi Borobudur atau Prambanan. Candi di sini
bentuknya bujur sangkar yang tersebar dibeberapa titik. Nama-nama candi di sini
sesuai dengan nama tokoh pewayangan dalam kitab Mahabaratha. Kelompok candi
tersebut adalah komplek candi Bima, Komplek Candi Arjuna, Komplek Candi Gatot
Kaca dan komplek Candi Dwarawati.
Untuk datang ke sini sayang
sekali jika tidak diabadikan kamera. Suasana candi di padu keindahan alam yang
indah tak boleh dilewatkan untuk berfoto-foto ria.
2. Kawah Sikidang
Kami kembali menaiki bus kecil untuk melanjutkan
perjalanan ke Kawah Sikidang, Kawah Sikidang merupakan salah satu kawah yang
berada di dataran tinggi Dieng. Kawah ini aman karena tidak mengandung
karbondioksida, tapi yang mau berkunjung ke sini harus bawa masker karena bau
belerang yang sangat menyengat. Tapi jika Anda tidak membawa masker banyak yang
menawarkan masker di sana.
Kawah sikidang berasal dari nama hewan kijang, mungkin
di sekitar kawah ini banyak ditemui
hewan kijang. Kawah sikidang tidak terlalu panas tidak sampai 100 derajat
celcius, air belerangnya bagus untuk gatal kulit.
Kami mampir di kedai kopi yang berada di pasar sebelum
masuk area kawah. Disini pengunjung bisa membeli oleh-oleh khas Dieng seperti
kentang Dieng yang terkenal dan segala olahan dan cemilan dari kentang.
Oleh-oleh lainnya seperti carica dan purwaceng juga banyak ditemui di Dieng.
Purwaceng adalah minuman untuk menjaga stamina pria. Bentuknya seperti gingseng
dan rasanya pedas. Tanaman ini dibudidayakan di dataran tinggi Dieng, namun
harganya lumayan mahal karena termasuk tanaman langka dan budidayanya agak
sulit. Sebelum membeli sebagai oleh-oleh, Anda harus tahu khasiat tanaman ini
yaitu untuk kekuatan seksual para pria.
3. Telaga tiga warna
Tempat selanjutnya, dan lokasi terakhir adalah telaga
warna, kami hanya singgah sebentar di sini, karena hari sudah sore dan kami
akan melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Sayang sekali telaga sedang kering, dan
tidak terlihat warna-warninya. Tapi menurut pemandu wisata, kenapa dikatakan
telaga tiga warna karena memiliki 3 warna yang berbeda. Pemandangan alam di
sini sangat menakjubkan. Warna-warni telaga berasal dari pantulan cahaya
matahari. Jadi sangat dianjurkan untuk datang ke sini pada siang hari.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!