Didalam Pikiran Rakyat (20/11), disebutkan bahwa perubahan kurikulum pendidikan tahun 2013 akan dikuti dengan penambahan jam pelajaran. Hal ini disambut baik dari berbagai pihak, walaupun pro dan kontra pasti ada. Dalam perubahan kurikulum ini yang harus juga diperhatikan adalah kompetensi guru, jika guru mampu memberikan suasana nyaman, dan mampu memberikan pelajaran dengan menyenangkan, tidak monoton, akan membuat siswa merasa enjoy dengan hari-harinya dikelas.
Saat ini jumlah jam pelajaran di jenjang SD sekitar 28-32 jam perminggu. Jika ditambah 4 jam perminggu, tidak akan memberatkan peserta didik. Yang perlu diperhatikan adalah mengalokasikan waktu, karena setiap orang memiliki waktu paling prima, biasanya berbeda-beda, namun karena ini untuk siswa satu kelas ambillah waktu paling prima siswa yaitu di waktu pagi, ketika otak masih fresh tenaga masih full, maka berikanlah pelajaran-pelajaran yang memerlukan konsentrasi tinggi dan focus yang menjadi prioritas. Sedangkan waktu siang hari, sesudah istirahat dimana stamina sudah turun berikanlah pelajaran-pelajaran yang ringan dan menyenangkan bagi siswa, dan tidak ada salahnya dibarengi dengan games/ permainan yang disukai anak.
Dengan mengalokasikan waktu prima seperti diatas diharapkan anak mampu menyerap materi pelajaran dengan baik. Hal memenej waktu ini sangat penting, seperti yang dijelaskan dalam buku 10 kebiasaan muslim yang sukses karangan Dr. Ibrahim bin Hamd, dikatakan waktu itu ada dua macam, waktu yang bisa di menej atau diatur dan waktu yang sulit dimenej atau diatur. Waktu yang bisa dimenej atau diatur terbagi menjadi dua, yaitu waktu dimana kita berada pada puncak stamina dan semangat, seperti pada jam-jam pertama waktu kerja. Dan waktu dimana kita berada pada stamina dan semangat yang rendah, seperti pada saat akhir jam kerja.
Kurikulum baru dan penambahan jam pelajaran harus dibarengi dengan kompetensi guru, jangan sampai anak merasa bosan dan tidak betah berlama-lama dikelas. Hal ini banyak terjadi di SDIT dan SMPIT yang kurang memperhatikan kualitas guru, mereka menerapkan system fullday tapi tidak dibarengi dengan kualitas guru yang kompeten.
Masih menyangkut masalah penambahan jam pelajaran, secara otomatis guru bertambah jam mengajarnya. Saat ini jam mengajar / kerja guru termasuk sedikit, terutama bagi guru kelas 1-3 yang masuk jam 7 pagi keluar jam 9.30, jam 10 pagi ia sudah bisa berkumpul bersama keluarga. Hal ini menjadi pemicu kecemburuan social dimasyarakat, baik bagi PNS lainnya, yang masuk kerja jam 8 pulang jam 16.00. atau bagi pekerja non PNS. Jika dibandingkan dengan gaji guru yang setiap tahun ada peningkatan, dan ada sertifikasi, jelas ini menjadi pemicu kecemburuan social.
seharusnya disekolah-sekolah diterapkan bahwa guru yang selesai mengajar dikelas, tidak diperbolehkan pulang sebelum jam pelajaran selesai. Contohlah seperti SDIT, SMP IT ataupun Tk IT, mereka menerapkan hal itu, guru yang selesai mengajar harus mempersiapkan untuk pelajaran besok hari. Untuk mengisi waktu luangnya guru juga bisa membaca di ruang perpustakaan, atau berdiskusi sesama guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran maupun kualitas anak didik. Karena kalau sudah dirumah, terkadang tidak ada waktu untuk mempersiapkan materi pelajaran, dengan alasan banyak pekerjaan rumah tangga, apalagi jika guru tersebut seorang ibu rumah tangga juga. Jarang ada waktu untuk membaca atau berdiskusi.
Guru menjadi sorotan dimasyarakat, apalagi sekarang masyarakat semakin cerdas dan kritis, peningkatan kesejahteraan guru yang diimplementasikan lewat gaji guru setara dengan ABRI, lebih tinggi dari pegawai-pegawai lainnya, harus dibarengi dengan kompetensi dan etos kerja.
Karena masyarakat (orang tua dan siswa) menaruh harapan yang besar terhadap guru. Melalui gurulah cita-cita mereka bisa terwujud. Masyarakat sangat mendambakan sosok guru yang dihormati, disegani, dicintai dan berwibawa. Mendidik dan membimbing dengan penuh kasih sayang dan dapat memberikan teladan yang baik bagi siswa.
Guru akan selalu berada dihati para siswa dengan sejuta kenangannya, manakala guru tersebut bisa menggantikan peran orangtua disekolah, yaitu mendidik dan mengayomi para siswa dengan memberikan suri teladan yang baik.
Dan dalam rangka hari guru Nasional tahun 2012 dan HUT ke 67 PGRI pada tanggal 25 November, mudah-mudahan para guru semakin menyadari bahwa ia sebagai unsure pendidikan yang memegang peran penting dan strategis dalam pengembangan sumber daya manusia.
Oleh : Yati Nurhayati
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!