Keseharian
saya saat ini bergaul dengan ibu-ibu senior, mereka rata-rata memiliki anak
yang duduk di bangku kuliah. Bagi saya bergaul dengan mereka ada bagusnya juga,
dengan begitu saya banyak belajar dari mereka cara mendidik anak ditengah
kesibukan sebagai wanita karier. Alhamdulillah saya banyak sharing tentang
tumbuh kembang anak, sekolah dan manajemen waktu.
Dari
obrolan ringan biasanya ibu-ibu menceritakan kebiasaan anak-anaknya. Menurut penuturan ibu Fulanah yang memiliki 3
anak, olahraga dan aktifitas fisik sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak. Ini terlihat jelas pada
anak-anaknya yang kini sudah Kuliah semester akhir, dan yang kedua kuliah
semester 2, yang ketiga kelas 3 SMP.
Ketiga
anaknya memiliki postur tubuh yang berbeda, anak yang pertama pertumbuhannya
bagus saat SD-SMP tapi setelah itu pertumbuhannya berhenti, berbeda dengan anak
kedua dan ketiga yang terus bertumbuh melebihi kakaknya yang pertama. Setelah
diamati ternyata, anak yang pertama tidak begitu suka olahraga, sedangkan anak
kedua dan ketiga mereka sangat gemar olahraga dan aktivitas fisik seperti main bola, futsal, basket dan bersepeda.
Sebenarnya
tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh 4 faktor
1.
Faktor genetik, merupakan faktor keturunan dari
orang tua. Jika memang ayah atau ibunya bertubuh pendek, kemungkinan besar
salah satu dari anaknya juga bertumbuh pendek.
2.
Makanan, tentu makanan dan asupan gizi sangat
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Maka dari itu penting sekali memberikan
makanan yang bergizi pada anak-anak terutama pada masa pertumbuhan.
3.
Sentuhan ibu, sentuhan dan pelukan orang tua di
yakini sangat membantu pertumbuhan anak. Anak yang sering mendapatkan pelukan
orang tua cenderung lebih percaya diri dan mampu mengatasi masalah dalam
hidupnya.
4.
Kegiatan fisik atau olahraga, seperti yang saya
tuliskan di atas bahwa olahraga atau aktivitas fisik bisa membuat pertumbuhan fisik lebih optimal.
Lalu
bagaimana dengan anak-anak diera digital saat ini, mereka kurang melakukan
aktifitas fisik seperti main di lapangan, bersepeda, main tali dan lain
sebagainya. Mereka lebih asyik dengan gadget dan game online.
Ya itu
memang suatu permasalahan bagi ibu-ibu zaman sekarang. Tapi gadget sekarang
tidak bisa dihindari, karena ayah-ibunya
juga main gadget. Untuk anak-anak tetap harus di siasati. Saya memiliki cara
sendiri, yaitu menetapkan aturan setiap dua jam anak-anak main HP dan nonton TV
harus lari di depan rumah dari ujung gang hingga ujung gang berikutnya.
Alhamdulillah cara ini efektif, selain untuk mengakali agar anak tidak
terus-terussan main gadget, hal ini juga bagus untuk sirkulasi oksigen ke otak.
Saya percaya dengan sentuhan, Mbak. Anak yang kurang sentuhan, biasanya terlihat berbeda dengan anak yang lekat dengan orangtuanya.
BalasHapusCaranya efektif juga ya, meminta anak-anak lari setelah bermain gadget he he he...