Memberi dan Menginspirasi

Rabu, 07 September 2016

Reportase Pameran ASWC di Hotel Lorin Solo

 Pergi ke solo kali ini dalam rangka dinas  luar dari kantor, tapi sepertinya sedang mempelajari sejarah masa lalu, karena saya dan rombongan juga sempat mampir di kediaman keluarga Cendana, Ndalem Kalitan yang berada di Solo.  Tepatnya di hari pertama saya tiba di Solo,  setelah mengurus stand pameran dan makan malam, kami punya kesempatan keliling kota Solo.  Kami melewati Keraton Solo, rumah kediaman Jokowi, tapi kami tidak turun hanya lewat saja, Kediaman Jokowi sekarang di jaga ketat.  Lalu kami mengunjungi rumah kediaman  Almarhum Soeharto, rumah itu kini kosong, hanya di jaga oleh satpam. Kata penjaganya sesekali ada orang yang berkunjung ke sini,  kami pun dipersilahkan untuk melihat ke dalam rumah. Karena saat itu sudah malam, ada sedikit rasa takut juga, tapi kami beranikan karena ini rombongan he..he..mulai lah kami narsis selvi di dalam ruangan.  Benda-benda antik dan foto Soeharto serta Ibu Tien terpajang rapi.  Walau pro dan kontra mengenai orang yang pernah berkuasa selama 32 tahun ini,  tapi banyak juga jasanya yang tidak bisa kita lupakan.
  di istana Giri bangun

Menurut penuturan pak Supir yang mengantar kami, hotel Lorin tempat di mana saya dan rombongan menginap dan menggelar pameran,  masih milik Tomi Soeharto, Subhanallah.  Hotel Lorin ini begitu luas dihiasi dengan taman-taman yang indah. Kaki pegel berjalan dari kamar hotel  ke ruang pameran, karena harus melewati lorong-lorong kamar dan taman-taman. Hotel Lorin recomended bagi  Anda  yang berlibur ke kota Solo, karena letaknya tak jauh dari bandara Adi Sumarno dan pusat kota. Untuk menu sarapannya, hotel Lorin jugag menyajikan berbagai hidangan tradisional dan modern.
Keesokan harinya kami juga berkesempatan berziarah ke makam Eyang Soeharto yang berada di Astana Giri Bangun.  Letaknya di atas bukit, dulu  sewaktu Pak Harto meninggal sepanjang jalan dari bandara menuju astana Giri bangun  dipenuhi mobil yang hendak mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.  Dalam pikiranku kebayang antrian mobil yang panjang di jalan yang menanjak dan berliku dengan tikungan tajam.  Ini menandakan kalau Soeharto masih dihormati, mungkin saat ini pun orang bisa membandingkan antara kepemimpinan sekarang dan masa lalu, kalau rakyat yang penting negara aman dan bahan pokok murah.

pintu masuk menuju Astana Giri bangun

Kami berdoa di depan pusara Soeharto dan ibu Tien,  lalu berfoto mengabadikan moment.  Didampingi juru kuncen, kami berkeliling sebelum meninggalkan astana giri bangun dan kembali ke hotel.
Tempat yang aku kunjungi yang menarik lainnya adalah Museum manusia purba di Sangiran.  Di sini aku terpisah dari rombongan, kerena luas  sekali kalau aku mengikuti rombongan, kakiku suda pegel. Aku hanya mengabadikan patung manusia purba yang terdekat saja.

Mengunjungi suatu tempat   tentu tak lengkap jika tak icip-icip kulinernya.  Kota Solo terkenal juga dengan berbagai  kuliner yang khas.  Makanan murah meriah bisa dinikmati di berbagai sudut  kota ini.  Dengan uang sepuluh ribu rupiah  saja  kita sudah kenyang  mendapat nasi dan lauk pauknya. 
Inilah kuliner yang sempat saya cicipi:
Nasi liwet,  nasi putih dengan campuran ayam suwir dan santan kental berwarna putih,  bisa ditambah telur atau ayam sesuai selera.  Sepanjang jalan dan sudut kota banyak dijumpai angkringan nasi liwet. Rasanya enak dan lezat dengan porsi yang cukup buat perut kenyang. Tapi bagi yang  terbiasa makan banyak tentu harus nambah porsi.

Soto Seger, ini juga kuliner  Solo yang harus dicicipi, sesuai namanya memang membuat suegeer.  Terdiri dari nasi putih dan soto ayam atau daging sapi. Dengan sambel cabe yang pedes tambah seger.

Tengkleng, merupakan gulai tulang kambing. Yang satu ini aku tidak cicipi, semua rombongan memesan tengleng tapi saya memilih nasi goreng ayam, karena takut kolesterol naik.

Kupat tahu, bayanganku sebelum masuk kedai kupat tahu, mau makan kupat dengan bumbu kacang, tapi salah karena ketupat di sini dengan kecap jadi seperti pempek Palembang, tapi enak sekali.

Kuliner Solo juga terkenal dengan rica-rica gukguk, tapi ini khusus untuk non muslim, karena di sini juga mayoritas agamanya kristen.  Rica-rica gukguk adalah daging anjing, tentu saya tidak cicipi yang satu ini.

2

2 komentar:

  1. mesti memanfaatkan waktu banget ya mbak..
    walau lagi dinas, paling tidak ada lokasi wisata yang bisa dilihat..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, itu pun jalan-jalan setelah tugas selesai, dan memilih waktu sore hari.Makasih sudah singgah

      Hapus

Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!