Tugas
seorang ibu rumah tangga, selain mengurus anak dan suami, tentu saja mengurus
atau memenej keuangan keluarga. Keahlian memenej keuangan ini memang mutlak
diperlukan seorang istri. Karena berapapun nafkah yang diberikan suami, akan
terasa cukup jika kita pandai mengatur keuangan. Dan sebaliknya jika kita tidak
pandai mengatur keuangan, sebesar apapun nafkah yang diberikan akan habis, dan
selalu merasa kurang.
Hal
ini banyak terjadi dikalangan ibu rumah tangga disekitar rumah saya,
mereka sampai punya hutang berjuta-juta
pada rentenir. Bukan tidak dikasih nafkah sama suami, tapi mereka kurang
mensyukuri dan mengolah nafkah tersebut. Sebagai contoh seoang istri yang
suaminya bekerja sebagai supir angkot, ia mendapat uang dari suaminya harian.
Penghasilannya 50 ribu-100 ribu / hari. Tapi karena pergaulannya, ia membeli kosmetik yang mahal,
membeli baju-baju yang sedang tren, membeli perabotan rumah tangga yang kurang
diperlukan. Akhirnya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya seperti membeli beras,
sekolah anak, bayar listrik dan lain-lain ia harus berhutang kesana-sini,
ujung-ujungnya terjerat rentenir.
Atau
contoh lain seorang ibu rumah tangga yang
jika diberi nafkah oleh suami, langsung dibawa ke supermarket atau
swalayan. Sehari langsung habis, dan besoknya berhutang. Terkadang saya merasa
kasihan, kalau melihat ibu-ibu yang gila belanja seperti itu.
Sebenarnya
hal tersebut tidak akan terjadi jika gaya hidup kita menyesuaikan dengan
kemampuan yang kita miliki. Sebaiknya jangan besar pasak daripada tiang,
cobalah kita menghemat pengeluaran. Sebagian dari penghasilan kita harus ada
yang disimpan untuk keperluan-keperluan mendadak, seperti anak sakit dan lain
sebagainya. Memang tidak dilarang untuk berdandan, namun sebaiknya memilih
kosmetik yang cocok dengan keuangan kita, dan jangan membeli perabotan rumah
tangga yang kurang berguna, apalagi dengan cara kredit.
Besar
dan kecil itu relaif, namun jika kita memang diberi nafkah oleh suami
pas-pasan, sebaiknya kita harus kreatif, jangan hanya menunggu uang dari suami.
Kita bisa mengolah nafkah yang diberikan suami. Contoh kecil kita bisa membuka
warung di teras rumah, modalnya berasal dari uang yang diberikan suami. Atau membuka catering, atau memasukkan
makanan ringan ke warung-warung dekat rumah.
Banyak pekerjaan rumahan yang bisa dikerjakan oleh ibu rumah tangga.
Tentunya harus disesuaikan dengan minat dan kemapuan masing-masing. Jika kita
memang berminat pada bidang pendidikan, kita bisa membuka privat atau bimbingan
belajar. Asalkan ada kemauan pasti ada jalan keluar.
Jika
memang tidak diperlukan janganlah sekali-kali kita berhutang, apalagi berhutang
yang ada bunganya seperti kerentenir. Hal ini akan menyusahkan kita dikemudian
hari. Kalaupun harus berutang untuk hal yang produktif, segera untuk
melunasinya.
Tidak
membeli hal yang tidak dibutuhkan, ini adalah salah satu kiat saya dalam
memenej keuangan keluarga. Sehingga walaupun suami tidak memiliki penghasilan
tetap, saya tidak berhutang kesana-sini untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Suami saya berjualan, penghasilannya tidak
tetap, ada kalanya banyak dan dan ada kalanya sedikit. Saya simpan sebagian
penghasilan suami untuk cadangan dikala sepi jualan atau suami sakit dan tidak
bisa jualan.
Mudah-mudahan
tulisan ini bisa menginspirasi bagi ibu rumah tangga lainnya, dengan berlaku
hidup hemat dan sederhana akan menghindarkan suami dari perbuatan menghalalkan segala
cara. Dan insya Allah jika istri mampu memenej keuangan dengan baik, suami akan
tambah sayang sama istri.
benar banget bu..kunjungi blog saya juga bu www.seobisnis.com
BalasHapus