Oleh
Ananda Aprilia Sholihah
Sore ini hujan turun lagi, setelah kemarin hampir
seharian mengguyur kota ini. Sarah duduk
memandangi hujan yang beraturan turun dari langit. Ada rasa cemas di wajah Sarah.
Bunda yang dari tadi memperhatikan Sarah, datang menghampiri.
“Kenapa
? bunda perhatikan kamu kamu cemas sekali.” Kata Bunda seraya mengelus rambut
Sarah yang terurai. “ Hujan terus bun.” Sahut Sarah singkat, masih dengan
wajahnya yang cemas.” Memang kenapa kalau hujan ? harusnya kita gembira kalau
turun hujan, karena hujan itu membawa rizki.” “Aku takut Bun, kalau hujan tidak
berhenti, rumah kita nanti banjir lagi. Seperti tahun kemarin, aku tidak
sekolah, lampu mati, makanan susah.”
Ibu
menghela nafas. “Kamu perhatikan, pohon-pohon
disana sangat gembira ketika hujan datang, nyanyian anak kodok ketika datang
hujan, bumi yang berseri gembira ketika
hujan mulai mengguyur. Jadi tidak pantas kita membenci hujan.” “sebenarnya bukan Sarah benci hujan bun, tapi
Sarah takut kalau hujan deras seperti ini.”
Kamu
lihat berita di tv daerah yang kekeringan ? itu karena hujan tak turun dalam
beberapa bulan.” “ Ya Sarah juga lihat bun. Banyak juga berita kebanjiran bun.”
“jadi kita berdoa aja, mudah-mudahan kita nggak kebanjiran dan kekeringan.”
“
Kan tidak cukup dengan berdoa, lalu kita tak ada usaha, begitu menurut ustad
guru ngaji Sarah Bun.” “Sarah ingat nggak beberapa bulan yang lalu, semua warga
desa bergotong royong dipimpin sama pak
lurah dan ketua RW masing-masing.” “ Ya Sarah ingat, tapi waktu itu Sarah lagi ada
ekss kul di sekolah, jadi nggak tahu
kegiatan apa yang dilakukan.”
“oh
iya, waktu itu pak lurah menganjurkan untuk buat lubang biopori dihalaman rumah
masing-masing.” “Lubang biopori ? gunanya untuk apa ?” “ Lubang biopori ini
untuk tempat meresapnya air hujan. Kamu tahukan kenapa terjadi banjir ?”
“Karena buang sampah disungai, sehingga sungai-sungai itu meluap dan airnya
tumpah ke darat.”
“
Yap, itu salah satunya, penyebab lainnya
karena tak ada tanah untuk menyerap air hujan, karena tanah dan rawa kini sudah
di bangun gedung bertingkat.” “Oh jadi lubang-lubang dibelakang rumah itu untuk
menyerap air hujan ?”
“Iya
sekarang disetiap halaman rumah di buat lubang biopori.” “Mudah-mudahan kita
tidak kebanjiran lagi ya bun.”
“Jadi
Sekarang jangan sedih lagi kalau turun
hujan, sebaliknya kita harus bersyukur masih diberi rizki berupa air hujan.”
Sarah
tersenyum.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!