Memberi dan Menginspirasi

Senin, 05 Mei 2014

CERNAK :Ketika hujan mengguyur bumi


Oleh
Ananda Aprilia Sholihah
Sore  ini hujan turun lagi, setelah kemarin hampir seharian mengguyur kota ini.  Sarah duduk memandangi hujan yang beraturan turun dari langit. Ada rasa cemas di wajah Sarah. Bunda yang dari tadi memperhatikan Sarah,  datang menghampiri.
“Kenapa ? bunda perhatikan kamu kamu cemas sekali.” Kata Bunda seraya mengelus rambut Sarah yang terurai.  “ Hujan  terus bun.” Sahut Sarah singkat, masih dengan wajahnya yang cemas.” Memang kenapa kalau hujan ? harusnya kita gembira kalau turun hujan, karena hujan itu membawa rizki.” “Aku takut Bun, kalau hujan tidak berhenti, rumah kita nanti banjir lagi. Seperti tahun kemarin, aku tidak sekolah, lampu mati, makanan susah.”
Ibu menghela nafas.  “Kamu perhatikan, pohon-pohon disana sangat gembira ketika hujan datang, nyanyian anak kodok ketika datang hujan, bumi yang berseri gembira  ketika hujan mulai mengguyur. Jadi tidak pantas kita membenci hujan.”  “sebenarnya bukan Sarah benci hujan bun, tapi Sarah takut kalau hujan deras seperti ini.”
Kamu lihat berita di tv daerah yang kekeringan ? itu karena hujan tak turun dalam beberapa bulan.” “ Ya Sarah juga lihat bun. Banyak juga berita kebanjiran bun.” “jadi kita berdoa aja, mudah-mudahan kita nggak kebanjiran dan kekeringan.”
“ Kan tidak cukup dengan berdoa, lalu kita tak ada usaha, begitu menurut ustad guru ngaji Sarah Bun.” “Sarah ingat nggak beberapa bulan yang lalu, semua warga desa bergotong royong  dipimpin sama pak lurah dan ketua RW masing-masing.” “ Ya Sarah ingat, tapi waktu itu Sarah lagi ada  ekss kul di sekolah, jadi nggak tahu kegiatan apa yang dilakukan.”
“oh iya, waktu itu pak lurah menganjurkan untuk buat lubang biopori dihalaman rumah masing-masing.” “Lubang biopori ? gunanya untuk apa ?” “ Lubang biopori ini untuk tempat meresapnya air hujan. Kamu tahukan kenapa terjadi banjir ?” “Karena buang sampah disungai, sehingga sungai-sungai itu meluap dan airnya tumpah ke darat.”
“ Yap, itu salah satunya,  penyebab lainnya karena tak ada tanah untuk menyerap air hujan, karena tanah dan rawa kini sudah di bangun gedung bertingkat.” “Oh jadi lubang-lubang dibelakang rumah itu untuk menyerap air hujan ?”
“Iya sekarang disetiap halaman rumah di buat lubang biopori.” “Mudah-mudahan kita tidak kebanjiran lagi ya bun.”
“Jadi Sekarang jangan  sedih lagi kalau turun hujan, sebaliknya kita harus bersyukur masih diberi rizki berupa air hujan.”
Sarah tersenyum.





0

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!