Memberi dan Menginspirasi

Minggu, 31 Maret 2013

MENANAMKAN MINAT BACA TULIS PADA ANAK


Oleh : Yati Nurhayati
Dalam rangka memperingati hari aksara Internasional, seorang guru diharapkan ikut mendukung program pemerintah yaitu pemberantasan buta aksara, yang dikuti dengan program budaya membaca.
Sungguh memprihatinkan ketika membaca  bahwa budaya baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara di kawasan Asia Timur (“PR” 6/9).
Sedangkan untuk menjadi Negara yang maju, harus memiliki masyarakat yang berbudaya membaca. Budaya membaca sebenarnya bisa ditanamkan sejak dini. Dimulai dari lingkungan keluarga, peran orang tua disini sangat mendukung untuk menumbuhkan minat baca pada anak. Yaitu dengan menyiapkan buku-buku yang berkualitas sesuai dengan umur sianak. Apalagi jika didukung dengan fasilitas ruangan baca agar anak merasa nyaman melakukan aktifitas ini.
Mengajak anak berkunjung ke toko buku diakhir pecan juga sangat bagus, anak bisa memilih buku yang ingin dibacanya. Namun kebanyakan di masyarakat kita lebih sering membelikan mainan dan gadget, dibandingkan membelikan buku.  Rasanya sayang mengeluarkan uang untuk membeli buku. Padahal kita tahu buku itu adalah gudangnya ilmu dan membaca adalah kuncinya.  Orang tua yang bijak tentu  akan lebih memilih membelikan buku daripada membelikan mainan yang membuat anak terlena.  Jika anak sudah gemar membaca, iapun akan terdorong untuk menulis. Karena temannya membaca adalah menulis. Menulis apa saja. Tentang dirinya, keluarga, teman-teman disekitarnya dll.
Dengan menulis kita sedang mengasah kedua belah otak. Karena menulis merupakan aktivitas seluruh otak. Yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan otak kiri (logika). Peran otak kanan adalah tempat munculnya gagasan baru, gairah dan emosi. Sedangkan otak kiri tempat munculnya perencanaan, outline, tata bahasa, tanda baca dan penyuntingan.
Mengabaikan salah satu peran otak tidak akan menghasilkan tulisan yang baik. Walaupun proses lengkap menulis melibatkan kedua belah otak, peran otak kananlah yang paling dominan. Jika otak kanan tidak berfungsi maka memulai untuk menulispun tidak bisa karena tidak ada gairah dan gagasan baru sebagai bahan bakar. Ketiadaan bahan bakar ini dikenal sebagai hambatan menulis.
Dengan terus menulis otak kanan dan kiri akan bekerja dengan seimbang dan tentunya akan membuat kedua belah otak itu menjadi cerdas. Keuntungan lain dari menulis adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri karena dengan menulis kta jadi dikenal oleh khalayak luas, dengan menulis ide-ide kita bisa di di baca oleh masyarakat umum, dengan menulis kita bisa mandiri, dengan menulis akal budi hati nurani dan jiwa kita bisa menari secara bebas. Dengan menulis seseorang akan punya sumbangsih bagi masa depan kemanusiaan.
Jjika diterapkan sejak dini, Aktfitas menulis dan membaca menjadi hal yang menyenangkan bagi anak, bukan lagi pekerjaan yang membosankan. Ketika memasuki pendidikan yang lebih tinggi, anak tidak usah lagi dipaksa untuk membaca. Sudah menjadi kesadaran untuk melakukannya sendiri.
Peran sekolah juga sangat penting, yaitu dengan memaksimalkan fungsi perpustakaan. Sebaiknya perpustakaan sekolah bukan saja berisi buku-buku pelajaran sekolah. Untuk mengisi waktu senggang anak, tidak ada salahnya ia membaca cerpen atau novel sebagai karya sastra. Tentunya yang sesuai dengan usia sianak. karena untuk membentuk karakter anak salah satunya dengan membaca karya sastra. Buku-buku tambahan bisa diperoleh dengan menggalang dari para alumni.
Selain itu untuk menanamkan minat baca tulis pada anak pihak sekolah bisa menjaring lewat majalah dinding. Setiap anak bisa mengirimkan karyanya berupa puisi ataupun cerita ke redaksi madding, dan naskah yang layak muat bisa dibaca oleh seluruh siswa. Siswa dituntut kreatif dalam mengirimkan naskah.
Saya merasa salut di SD Lukmanul Hakim diadakan eskul nulis, hal ini bisa ditiru oleh SD – SD lainnya, agar anak terpacu terus untuk menulis. Apalagi jika aktivitas menulis ini ditambah dengan teori-teori menulis cerpen, artikel atau essai, para siswa diajarkan cara mengembangkan imajinasi, mengawali cerpen dengan permulaan yang menarik, membuat klimaks, atau mengakhirinya, menentukan alur plot dan setting. Kegiatan tersebut akan menumbuhkan calon-calon penulis, seorang guru akan menemukan bakat-bakat tersimpan yang dimiliki oleh anak didiknya, untuk selanjutnya di salurkan dengan banyak latihan dan mengikuti perkumpulan/ komunitas kepenulisan.
Semoga harapan Indonesia 100 %  melek aksara pada tahun 2015 dapat terwujud. Dan Indonesia bukan lagi bangsa yang terendah dalam hal budaya membaca.
2

Rendang Padang makanan Favorit Keluarga


Rendang padang merupakan makanan tradisional khas Sumatera Barat. Namun walaupun saya asli sunda masakan Padang selalu menjadi  makanan favorit keluarga besar saya di Bandung.  Dari  Ayah Adik, om dan tante semua jika cerita perjalanannya, pasti nyari warung makan padang. Jika saya pergi kemana-mana atau diperjalanan saya selalu mampir di rumah makan Padang.  Atau jika saya malas untuk masak,  saya beli masakan padang saja.  Hanya sayang saya tak pernah mengingat nama rumah makannya. Mungkin saya juga pernah ke Rumah Makan Restu Mande secara tidak sengaja ketika diperjalanan. 

Saya juga memiliki pengalaman dengan rendang padang ini, ketika saya sedang ngidam anak pertama, waktu itu saya tak mau makan nasi,nasi rasanya bau sekali di hidung saya.  Namun walalupun begitu saya harus ada asupan gizi, sehingga walalupun baud an tak jarang muntah-muntah setelah  makan nasi, saya paksakan juga karena demi anak yang ada dikandungan saya . meningkatkan nafsu makan saya suami sering mengajak pergi makan diluar, kemana lagi kalau bukan ke  rumah makan padang. Rendang padang selalu menjadi pilihan utama ketika saya ngidam.
Ini pengalaman saya berkaitan dengan rendang padang, waktu itu saya awal menikah. Sedang giat-giatnya belajar masak. Saya beli tabloid dan buku-buku resep. Saya lupa nama tabloidnya disana mengulas masakan padang, karena saya suka masakan padang, saya ingin mencoba buat rendang padang. Terus terang waktu itu saya belum bisa masak. Kalau saya mau masak selalu nelpon dulu sama ibu, masalah bumbu dan cara masaknya. Saya lihat dibuku resep, seperti enak sekali. Entah apa yang kurang  kok rasanya beda sama rendang padang kalo saya beli. Untungnya saya punya suami yang selalu mensuport, walaupun saya gagal, dan rendangnya kurang enak, tetap dipuji dan dibilang enak.
Ini pengalaman saya satu lagi ketika saya hendak pergi ke kampong halaman suami Bulukumba Sulawesi Selatan.  Saat itu saya menggunakan kapal laut untuk pergi kesana. Perjalanan selama tiga hari dua malam diatas samudra luas.  Supaya lebih praktis saya membawa rendang kemasan, yang bisa awet untuk beberapa hari.  Diatas kapal saya tidak perlu lagi membeli lauk pauknya, cukup membeli nasinya saja.  Begitupun ketika di Bulukumba, ternyata rumah makan padang banyak juga disana. Sehingga tidak sulit bagi saya untuk sesekali memanjakan lidah dengan makan  rendang padang.   

Wah ternyata masakan padang ada dimana-mana, saya tidak kesulitan mencari setiap saya berpergian dan mencari tempat untuk makan. Mungkin satu yang harus diingat kalau masuk rumah makan saya harus lihat nama rumah makannya.  
4

Kamis, 28 Maret 2013

Menulis Buku Digital





 Tulisan Pungkit wijaya  yang  berjudul membaca buku Digital PR ( 28/5), menggerakkan penulis untuk menulis buku digital (e-book). Karena menulis dan membaca adalah  dua hal yang tidak bisa dipisahkan untuk menjadi seorang penulis yang baik harus menjadi pembaca yang baik terlebih dahulu. Karena dengan membaca , wawasan seseorang akan semakin bertambah,  juga dengan membaca, rasa bahasa dan kemampuan berbahasa (tulis) seseorang akan tertata. Wawasan yang luas dan rasa bahasa adalah modal utama yang perlu dimiliki seorang penulis.   
Memang seharusnya para penulis yang sudah malang melintang di dunia tulis menulis memanfaatkan era digitalisasi ini.  Karena 90 persen dari pengguna internet mereka mencari informasi, hal ini memberi peluang besar bagi para penulis untuk mendulang uang dengan menjual produk informasi melalui menulis e-book dan menjualnya secara online.
Menulis buku cetak maupun menulis e-book masing-masing memiliki tantangan tersendiri.  Kalau menulis buku cetak tantangannya dalam mencari penerbit yang cocok dengan tulisan kita. Setelah itu kita tinggal tunggu royalty bila buku tersebut dicetak dan diterbitkan.
Berbeda dengan menulis e-book kita harus mempromosikan dan menjualnya sendiri secara online.  Sebelum kita menulis harus dilakukan test pasar terlebih dahulu, dan menentukan tema apa yang banyak dicari orang, namun masih sedikit orang menulisnya, hal ini bisa kita lakukan menggunakan mesin pintar google.
Menentukan tema dan menulis judul headline akan sangat berpengaruh terhadap profit yang diperoleh. Oleh karena itu pelajari dan teruslah berlatih menulis judul  headline yang membuat orang ingin membeli produk yang anda tawarkan.
Agar kita bisa menulis secara baik dan berbobot, maka pastikan bahwa diri kita benar-benar telah menguasai tema yang akan kita garap.
Yang  tidak kalah penting harus diperhatikan dalam menulis e-book adalah memiliki autoresponder yang fungsinya sebagai penyimpan database dan pengirim email otomatis. Dengan autoresponder kita bisa memfollow up calon pembeli, kita bisa menawarkan produk baru, baru dan baru lagi, dan terlebih kita akan memiliki daftar base pelanggan (Opt in).
Autoresponder bekerja seperti karyawan untuk kita, sangat penting jika kita mau menjual produk informasi. Walaupun kita harus membayar dimuka untuk memilki autoresponder ini. Namun setiap perusahaan autoresponder memilki free trial untuk dicoba.
Produk informasi yang dijual di internet sebagian formatnya e-book (elektronik book-soft copy) dengan format PDF. Jadi kita harus menginstal PDF factory nya terlebih dahulu. Setelah mengetik materi tulisan dalam Microsoft word, dan yakin sudah sempurna kita bisa mengubah tulisan nya ke bentuk PDF, yaitu dengan cara klik file di kiri atas layar computer, lalu pilih print. Kemudian pada kotak print pilih printer, name = PDF factory dan klik Ok.   
Kelebihan e-book adalah memungkinkan kita untuk mendapatkan profit 100 %, juga aturan menulisnya tidak sesulit dibanding ketika harus menulis buku cetak.
Jika kita menulis sebuah buku dan diterbitkan secara konvensional maka honor kita sebagai penulis hanya 10-15 % dari netto penjualan. Memang kecil karena penerbit harus membagi keuntungan pada agen, rantai distribusi, juga untuk biaya oprasional. Namun salah satu keuntungan jika kita sudah memiliki sebuah buku yang dicetak dan disebarkan secara luas adalah mendapatkan publisitas, branding, dan tentunya tawaran job seperti membuat seminar, bedah buku, atau menjadi pembicara tentang topik-topik  yang kita tulis.
Banyak cerita dari para penulis di dunia maya, yang tadinya hanya iseng menulis secara online, pada akhirnyapun sukses juga menulis buku konvensional. Karena ada penerbit yang tertarik ingin menerbitkan tulisannya.
Seperti seorang traveler nekad Trinity, yang menuliskan pengalaman travelingnya secara blak-blakan yang dia alami selama melanglang buana dengan modal cekak di media online. Sampai suatu hari seorang penerbit tertarik ingin menerbitkan tulisan Trinity menjadi sebuah buku, dan bukunya sangat diminati oleh pembaca di Indonesia. Kabar terakhir yang saya dengar kalau bukunya sudah cetak ulang dan laku sampai 30 ribu eksemplar.
Ada lagi cerita kesuksesan dari seorang Raditya Dika dengan buku kambing jantan (sebuah buku catatan harian pelajar bodoh) yang meledak dipasaran, dan sekarang catatan harian seorang Radityapun sudah difilmkan dengan pemeran utamanya sipenulis sendiri. Kesuksesan dua nama diatas bermula dari kebiasaan mereka menulis secara online.
Ketika saya mengikuti sebuah pelatihan menulis buku, dalam sesi perkenalan tidak ada seorangpun peserta yang mengaku bahwa uang sebagai motivasinya. Satu kesimpulan dari beragam pernyataan adalah keinginan yang begitu besar untuk membagikan ilmu, wawasan, wacana ataupun sekedar keresahan dalam bentuk buku. Sebuah motivasi yang membuat saya kagum karena karena mayoritas peserta berasal dari professional seperti dokter, trainer, psikolog dengan usia tak lagi muda dan ditengah setumpuk pekerjaan. Suatu motivasi bagi saya pribadi yang merasa masih muda untuk memulai proses.
Diera digitalisasi ini pekerjaan menulis merupakan profesi yang menggairahkan dan menggembirakan, karena banyak peluang didepan mata, seperti menulis jurnal harian di blog, menulis e-book, menulis scenario film, menulis iklan, dll.
Baik menulis e-book maupun menulis buku cetak keduanya memerlukan proses. Tidak ada yang sekali jadi. Modal utama si penulis adalah kelancaran berbahasa, kelancaran berbahasa ini hanya bisa dilatih dan diasuh dengan cara membaca sebanyak mungkin dan latihan menulis terus menerus. Semakin sering mencoba maka seseorang akan semakin lancar menulis. Ibarat seperti mata pisau agar tidak berkarat harus dipakai dan diasah terus-menerus. Maka menulis sebenarnya pergumulan yang intens dan total dengan kehidupan dan pada hakikatnya merupakan proses yang resah. Selamat mencoba.
2

Selasa, 26 Maret 2013

Gaya Hidup 2013: Meditasi


Jika Anda bertanya apakah arti dari “meditasi”, maka Anda akan menemukan banyak definisi yang dapat menggambarkannya. Secara fisik, meditasi mungkin terlihat seperti aktivitas duduk bersila, memejamkan mata, lalu mengatur pernafasan dan pikiran agar batin lebih tenang. Bagi sebagian masyarakat, meditasi menjadi bagian dari ritual kultural yang dikaitkan dengan agama tertentu.

Namun sesungguhnya, meditasi bisa dilakukan oleh setiap orang tanpa mengaitkannya dengan apapun. Meditasi telah menjadi aktifitas rutin yang kian populer di berbagai kalangan. Bahkan kini menjadi bagian dari gaya hidup.

Meditasi kini bisa disebut sebagai gaya hidup, karena tanpa disadari, meditasi semakin digemari sebagai salah satu cara “mengusir stres”. Meditasi menjadi sebuah prestise sekaligus nilai yang membawa kita pada kesadaran untuk mengenali siapa sesungguhnya diri kita, bagaimana cara pikiran kita bekerja, serta kesadaran mengenai hidup yang sesungguhnya.

Jon Kabat-Zinn, Profesor dari MIT (Massachussetts Institute of Technology) yang juga pakar meditasi, mengatakan, “Wherever You Go, There You Are“. Meditasi akan membimbing Anda menuju jalan terbaik yang harus dituju dan memberikan pengaruh positif pada keadaan di masa yang akan datang. Tidak peduli bagaimana masa lalu Anda, seberapa terluka hati Anda, dan sekuat apa masalah dalam hidup Anda, meditasi membuat Anda begitu percaya bahwa masa depan Anda akan berkilau seperti sebuah berlian. Kehidupan yang terus berkembang, berbagai persoalan dan pencapaian, tidak akan memberikan pengaruh besar pada sikap kita. Meditasi membantu si sukses untuk tetap memandang ke bawah dan si gagal untuk tetap tegap melangkah.

Secara praktis, meditasi adalah proses untuk mengendalikan arus pikiran kita. Benak manusia yang selalu aktif memikirkan banyak hal, rencana, atau ambisi dalam hidup kerapkali membuat kita merasa selalu sibuk, terburu-buru, dan tertekan. Meditasi membantu kita untuk berpikir dan bertindak lebih tenang.

Ketenangan itu dapat dicapai dengan melakukan teknik pernapasan. Ya, bernapas. Aktifitas yang kadang tak kita sadari, ternyata memberi pengaruh besar dalam kinerja otak. Saat kita berfokus dalam aktivitas bernapas, akan ada koneksi kuat antara tubuh dan pikiran kita. Dengan bernapas teratur, lembut, dan perlahan, maka kita juga tengah menenangkan tubuh dan pikiran. Gelombang otak pada saat meditasi (kondisi Delta) akan terlihat jauh lebih tenang dibanding dengan kondisi ketika raga terbangun (kondisi Beta).

Meditasi kini tak bisa lagi dipandang sebagai kegiatan yang aneh atau ritus abnormal, seperti yang banyak diduga orang berhubungan dengan hal seperti: berkomunikasi dengan makhluk halus, atau “berpindah” ke alam lain. Meditasi bukanlah aktifitas paranormal, namun berkaitan dengan menenangkan pikiran dan kesadaran kita. Saat meditasi, bukan berarti pikiran Anda melayang jauh. Sebaliknya, pikiran Anda amat sadar, hanya saja lebih tenang, berdiam, dan fokus pada momen Anda saat itu.

Meditasi bukanlah sekadar aktivitas satu jam bersila yang diagendakan setiap hari di jam yang sama. Meditasi bisa disisipkan dalam apapun aktivitas Anda, asal dilakukan dengan fokus dan sadar. Jika Anda makan, lakukanlah dengan kesadaran bahwa Anda sedang makan, maka makanan Anda akan terasa benar-benar enak. Jika berjalan, sadarlah bahwa Anda sedang berjalan dan fokuslah pada tujuan jalan Anda. Prinsipnya, ketika pikiran Anda tenang dan fokus, Anda akan lebih mudah menikmati hidup dan apapun yang terjadi di dalamnya.

Meditasi sebagai gaya hidup itulah yang sudah dilakukan oleh seorang Adjie Silarus. Masa lalunya yang pernah membuat Adjie mengalami stres berat hingga kesehatan fisiknya melemah, ternyata tidak mampu membuat Adjie kalah. Adjie bangkit dan terus menguat. Dia mencapai titik puncak ketika menggunakan meditasi sebagai TERAPI dan menjadikannya sebuah gaya hidup sehat. Kini, Adjie Silarus semakin prima sebagai meditator yang mencapai kondisi delta.

Mari kita mulai mengikuti langkah Adjie Silarus, dengan menjadikan meditasi sebagai bagian dari gaya hidup. Katupkan mata, atur pernapasan, dan Anda akan mendapat kendali penuh atas diri dan hidup Anda. Selamat bermeditasi!
Personal Branding Agency, Indscript Creative
Manajemen Adjie Silarus, 268ED6C1
0