Memberi dan Menginspirasi

Senin, 04 Maret 2013

Peluk Cinta Sang Kakak



Oleh : Ananda Aprilia Sholihah
Di sebuah dusun kecil tinggallah seorang petani dengan  istri dan dua orang anaknya. Mereka hidup sangat sederhana, namun demikian mereka hidup saling menyayangi.
Setiap hari petani tersebut membajak sawah Pak Haji Rohman, sedangkan istrinya membantu berjualan nasi kuning didepan rumah.
Kedua anaknya bernama Dyan dan Anto, Dyan duduk di kelas 3 SD sedangkan adiknya masih dikelas 1. Mereka sangat akur, tidak pernah berselisih atau bertengkar seperti adik kakak lainnya.  Konon kata ibunya  ketika mereka masih sama-sama kecil pernah dikasih makan kotoran bebek yang dikeringkan, ibunya berharap anak-anaknya bisa akur sepanjang hidupnya.
Pagi-pagi sekali Dyan dan anto sudah pergi kesekoah, karena jarak rumah dan sekolah lumayan cukup jauh. Mereka harus melewati bukit  terjal,  menyebrangi sungai.,  menyususri jalan setapak.  Jika musim penghujan air sungai meluap, ini yang menyulitkan, karena belum ada jembatan penyebrangan. Namun demi menimba ilmu mereka selalu semangat, bersama anak-anak lainnya didusun tersebut mereka bahu-membahu saling dorong ketika menaiki bukit. Tak jarang pula Dyan menggendong adiknya karena kecapean berjalan.  
Dyan sangat menyayangi adiknya,  apa yang menjadi keinginan adiknya Dyan berusaha untuk mewujudkannya. Ia relamelakukan apa saja untuk adik tersayangnya.
Suatu sore Dyan menemani anto menonton bola dilapangan dekat rumahnya, memang setiap sore anak-anak dusun selalu bermain bola. Dan anto selalu menjadi penonton setia karena tak memiliki sepatu bola seperti anak-anak lainnya. Anto pernah bilang sama kakaknya kalau ia juga ingin sama-sama main bola, keinginannya itu tak berani ia sampaikan pada Mak dan Abah karena ia tahu kondisi keuangan mereka hanya untuk makan sehari-hari. Dari pancaran wajahnya Dyan tahhu kalau anto ingin sekali berman bola.
“ Aku harus bisa membeli sepatu bola untuk Anto saat ia ulang tahun nanti, bagaimanapun caranya,” guman Dyan pada dirinya sendiri. Keesokan harinya Dyan mengumpulkan uang, dengan berjualan Pisang goreng  buatan ibunya. Sepulang sekolah ia berkeliling dusun menawarkan dagangannya. Panas teriik matahari tak ia hiraukan, demi sepatu yang Anto inginkan.
Hingga ulang tahun Anto tiba, uang belum cukup untuk membeli sepasang sepatu bola. Dyan bingung mencari tambahannya dari mana. Ia melakukan jalan pintas ketika ada kesempatan mencuri dari kaleng hasil jualan ibunya.
Anto senang sekali mendapat hadiah dari kakaknya, terlebih hadiahnya berupa barang yang ia impikan. Dengan bangganya ia perlihatkan pada teman-temannya. Namun kebahagian itu tak berlangsung lama  karena Abah segera memanggilnya. 
Dari raut wajahnya Abah nampak marah, Dian dan Anto disuruh berjongkok mengahadap tembok, dengan sapu lidi ditangan kanan, Abah berteriak “ kalian tahu kenapa kalian dkumpulkan disini ?” semua diam tak ada yang berani menyahut. “ Mak kalian sudah kehilangan uang di kaleng, siapa yang berani mengambil uang itu ?”  Dyan dan Anto masih terdiam, menunduk tanpa berani melihat tatapan mata abah.
“ baiklah jika kalian tidak mau mengaku, kalian layak dipukul,” sapu lidi sudah diangkat tinggi-tinggi. Tiba-tiba Anto mencengkram tangan abah dan berkata “ aku yang melakukannya bah,”
Sapu lidi menghantam punggung Anto bertubi-tubi, “ mau jadi apa masih kecil sudah pintar mencuri ? “ abah terus mencambukinya sampai kehabisan nafas. Lelaki tua itu terduduk di atas ranjang.
Malam itu Dyan tak bisa tidur, dia terus memeluk adiknya yang penuh memar, sambil air matanya tak henti-henti mengalir seperti anak sungai.  Tengah malam sambil terisak terucapjuga dari bibir Dyan. “ aku lah pelakunya kenapa kamu menakuinya Nto ?” Antomenempelkan telunjuk mungilnya dimulutku, “ Mbak jangan menangis lagi sekarang semua sudah terjadi,” mereka saling berpelukan. Dalam hati Dyan berkata aku akan mewujudkan apapun cita-citamu dik. Dan Antopun berjanji dalam hatinya tak ada yang bisa nyakitin mbak Dyan selama dia masih hidup, aku akan melindunginya itulah janji Anto.
SDN Cangkuang 3 Rancaekek Bandung
Kls III B Rumah Kp.Bojong Koneng RT 01 / 04 Cangkuang Rancaekek

0

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar, saran dan kritik dengan bahasa yang sopan, jangan spam ya!